Yakobus 5:7
"Karena
itu, saudara-saudara,
bersabarlah sampai kepada
kedatangan Tuhan! Sesungguhnya
petani menantikan hasil
yang berharga dari tanahnya
dan ia sabar sampai
telah turun hujan musim
gugur dan hujan musim
semi."
Salah satu pengalaman kita yang paling umum dan sulit sampai saat ini
yaitu menunggu. Tidak pernah satu hari pun kita lewati tanpa
pengalaman ini. Menunggu anak-anak pulang sekolah. Menunggu suami
atau isteri pulang dari kerja. Menunggu makanan diantarkan padahal
kita sudah memesannya 20 menit yang lalu. Menunggu antrean di salah
satu pusat perbelanjaan. Menunggu lampu lalu lintas atau kemacetan di
jalan. Daftarnya bisa terus berlanjut dari hal-hal yang sederhana
sampai yang lebih rumit dan menantang dalam hidup kita. Kita sering
menunggu dalam hidup kita dan banyak tantangan yang kita hadapi.
Kita semua tahu untuk menghadapi pengalaman ini yaitu dengan
bersabar. Mungkin kita sudah mempunyai kesabaran yang luar
biasa, namun ketika kita berada diantara orang-orang yang tidak
sabar, kesabaran kita kembali diuji. Kesabaran sangat penting bukan
hanya dalam hal “menunggu” saja tapi terlebih lagi kita yang
mengaku diri sudah menjadi seorang yang beriman kepada Kristus harus
memiliki kesabaran. Tertullianus (c. 160 – c. 225 M), salah seorang
bapak gereja pernah menulis satu karya khusus berjudul “Tentang
Kesabaran” (On Patience) kira-kira pada tahun 155 M. Dalam karyanya itu, ia mengaku bahwa
dirinya bukanlah seorang yang sabar. Dan dia terus berjuang untuk
menjadi orang yang sabar khususnya ketika ia menjadi seorang Kristen.
Ia menyatakan bahwa kesabaran adalah salah satu sifat Allah yang
harus kita teladani. Kristus sudah menunjukannya kepada kita.
Tertulianus menuliskan: “Kesabaran diberikan
dalam hal yang berkaitan
dengan Tuhan bahwa tidak
ada yang bisa memenuhi
ajaran atau menjalankan
suatu pekerjaan yang
menyenangkan bagi TUHAN
tanpa kesabaran” (Tertullian, On
Patience, Ch. 1). Ada dua hal yang kita renungkan di sini:
(1) Kesabaran adalah dari Tuhan dan untuk Tuhan, (2)
Seorang Kristen yang terus berusaha untuk menyenangkan Tuhan harus
memiliki kesabaran.
Dalam istilah latin, kata “sabar” dihubungkan dengan
“penderitaan”. Kesabaran artinya suatu kemampuan untuk menanggung
suatu hal yang tidak menyenangkan termasuk menanggung penderitaan
secara terus-menerus tanpa keluhan. Demikian juga yang dijelaskan
oleh Yakobus. Salah satu dorongan oleh Yakobus kepada orang-orang
Kristen yaitu “bersabarlah sampai
kepada kedatangan Tuhan!”
Yakobus menggambarkan seperti petani yang menunggu musim semi
tiba. Ketika petani menunggu hasil tanahnya bisa ditunai pasti ia
sempat mengalami kelaparan dan bahkan penderitaan. Karena itu, ia
harus mengerjakannya dengan penuh kesabaran bahwa pasti akan tiba
musim menuai hasil tanahnya.
Bukankah ini juga yang ditunjukan oleh Tuhan sendiri kepada kita?
Ketika kita membaca Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu, maka salah
satu hal penting yang kita dapati adalah cerita tentang kesabaran
Tuhan atas manusia berdosa. Ia dengan sabar menanti umatNya yang
terus-menerus berdosa untuk kembali kepada-Nya. Ia dengan sabar
menanggung penderitaan yang seharusnya tidak dia terima di atas kayu
salib. Ia dengan sabar menggenapi kedatangan-Nya kembali untuk
menghakimi dunia yang berdosa. Amin.