Senin, 25 April 2016

Lemparkanlah Bebanmu

Maz. 55:23  
Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah.

Maz. 55:23  
Cast thy burden upon the LORD, and he shall sustain thee: he shall never suffer the righteous to be moved. (KJV)

Mazmur 55 ini merupakan ungkapan keluh-kesah pemazmur karena beberapa kondisi yang pemazmur hadapi:
(1) penganiyaan dan bahaya (ayat 4);
(2) kondisi sosial yang mengecewakan (ayat 10c–12). Kejahatan sosial terjadi dimana-mana menimpa semua orang termasuk orang percaya kepada Tuhan Allah;
(3) teman dekat yang tidak setia (ayat 14). Ini mungkin yang paling mengecewakan. Orang yang seharusnya mendukung dan menguatkan saat susah justru menimbulkan kekecewaan bahkan mengkhianati kita.

Ketika menghadapi ini semua apa respon pemazmur? Ada 2 respon pemazmur:
1.  Terbang jauh (fly away - ayat 7-9)
Ini merupakan respon umum yang hampir kita semua juga pikirkan. Ketika ada masalah-masalah dalam hidup kita, salah satu hal yang terpikirkan adalah pergi jauh meninggalkan masalah tersebut. Kenapa orang bunuh diri? Karena mereka ingin pergi jauh dari kepahitan hidup. Kenapa orang berpindah kerja? Mungkin karena mereka tidak lagi merasa nyaman dengan pekerjaan mereka. Ada banyak orang pergi tempat-tempat hiburan karena ingin pergi jauh melupakan masalah-masalah hidup.

“Terbang jauh” merupakan respon yang sangat manusiawi. Ada banyak masalah yang bisa kita selesaikan, namun ada lebih banyak lagi masalah yang tidak bisa kita selesaikan. Ketika manusia sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi terhadap masalahnya, umumnya, kita semua ingin pergi jauh. Dalam kekristenan, sikap ini pun merupakan sikap wajar (selama tidak dalam dosa). Keinginan “terbang jauh” dalam kekristenan, mengingatkan kita bahwa memang dunia ini berdosa. Keinginan “terbang jauh” mengingatkan kita bahwa dunia memang sudah rusak dan kita merindukan tempat yang ditransformasikan oleh Tuhan Allah secara sempurna.

Namun pemazmur tidak berhenti pada respon pertama ini saja. Pemazmur memberikan respon kedua terhadap segala masalah-masalah yang dia hadapi.

2. Menguatkan iman kepada Tuhan Allah (encouragement - ayat 23-24)Pemazmur menguatkan imannya kepada Tuhan Allah. Ini menjadi pesan juga bagi setiap kita bahwa “terbang jauh” bukanlah satu-satunya hal yang mesti kita lakukan ketika ada banyak masalah sulit. Tapi kita juga mestinya terutama “menguatkan iman” dalam menghadapi segala tantangan dan ujian hidup.

“Menguatkan iman” bukanlah suatu ungkapan klise atau kosong. Tapi sungguh-sungguh menyadari dan mengakui pertolongan dan perlindungan Tuhan Allah dalam hidup setiap umatNya. Doa menjadi titik awal kita “menguatkan iman” ketika menghadapi banyak masalah-masalah.

Ayat 22, “Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN”Ayat ini merupakan pengajaran yang indah sekali. Dalam bahasa inggris dan ibraninya, kata “serahkanlah” lebih diartikan “lemparkanlah” (shalak = cast). Pemazmur mengajarkan kita untuk melemparkan segala pergumulan iman kita. Hal ini jangan dipandang satu sisi saja berarti kita benar-benar tidak perlu bertanggungjawab sedikit pun. Kata “lemparkanlah” mesti dimengerti sebagai suatu “penyerahan total” kita kepada Tuhan Allah.

“Penyerahan total” tidak segampang menuliskan frase ini. Realitanya, kita masih memang sebagian masalah kita dan bersandar pada hikmat kita. Kita belum “melemparkan” segala pergumulan kita. Manusia menyadari bahwa dirinya terbatas dan ada lebih banyak hal yang berada di luar kemampuannya. Namun manusia juga terlalu self-centered untuk mengandalkan Tuhan. Alasannya sederhana, karena Tuhan Allah tidak kelihatan. Atau lebih tepatnya, Tuhan Allah berkarya tidak kelihatan. Berapa banyak orang Kristen yang begitu bergumul tentang masalahnya sehingga kesulitan tidur di malam hari? Ada berapa banyak orang Kristen yang begitu kuatir akan masa depannya sehingga bekerja mati-matian bahkan mengurangi tidurnya supaya mendapat jaminan pasti (kelihatan) atas hidupnya?

Perlu diingat bahwa “penyerahan total” tidak sama dengan sikap masa bodoh. “Penyerahan total” artinya mengimani bahwa hanya Tuhan Allah yang mampu menopang kita. Tugasnya adalah mengerjakan apa yang sudah dipercayakanNya sebaikmungkin tanpa kuatir atau bersandar pada kekuatan diri.

Menarik lagi bahwa istilah “kuatir” dalam bahasa inggris dan ibrani berarti beban (yehab = burden, gift). Beban di sini bisa juga diartikan sebagai pemberian. Hal ini justru semakin menguatkan kita bahwa ternyata “beban” ini pun tidak lepas dari kedaulatan Tuhan. Ia mungkin saja mengizinkan atau memberikan masalah kepada kita supaya kita semakin lagi bertumbuh dan berakar kuat di dalam Dia. Ketika kita menyadari bahwa Allah juga berdaulat atas segala masalah maka mestinya kita tidak lagi hidup dalam kekuatiran. Demikian pemazmur mengajarkan kita bukan untuk lari dari segala pergumulan atau tantangan hidup tapi justru semakin kuat dalam iman kepada Tuhan. Sebagaimana pohon yang sering diterpa angin akan semakin berakar lebih dalam lagi.


Sumber Bacaan:
Tate, Marvin E., Word Biblical Commentary, Volume 20: Psalms 51-100, (Dallas, Texas: Word Books, Publisher) 1998.


Rabu, 06 April 2016

Batman v Superman

Dua ikon superhero komik yang sangat saya ikuti dan kagumi sejak kecil. Saya pikir mereka menggambarkan kompleksitas menjadi superhero. Mulai dari motivasi yang berbeda: superman karena “takdir” dan batman karena “pilihan”. Seperti perbandingan antara determinisme dan freedom yang tidak pernah selesai. Superman menjadi hero bagi bumi karena memang demikian “permintaan” dari orang tuanya. Harapan orang tuanya agar superman dapat menjadikan bumi lebih baik daripada krypton yang hancur karena kerusakan dari dalam (eksploitasi habis-habisan bagi dunia sendiri). Walaupun ia tidak berasal dari bumi (tapi dari krypton), ia menanggung “beban” untuk memperbaiki bumi. Ia ingin agar harapan dari orang tuanya tercapai. Berbeda dengan batman, motivasinya menjadi hero memang ingin menjadikan dunia lebih baik. Tapi tidak seperti sudut pandang superman. Ia memilih menjadikan dunia lebih baik karena kejahatan dunia merenggut nyawa kedua orang tuanya. Jadi motivasinya bersifat pengalaman pribadi atau lebih tepatnya kepahitan hidup yang terjadi padanya tidak ingin terjadi pada orang lain. Ini pilihannya, bukan karena pilihan orang tuanya. Secara tidak langsung, batman menjadi superhero karena kejahatan. Sedangkan superman menjadi superhero karena percaya kebaikan manusia.

Saya tidak terlalu mengerti apakah 100 % para penulis kedua tokoh ikon superhero ini bermaksudkan seperti saya gambarkan di atas. Tapi saya percaya ada paradigm tertentu dari para penulis sehingga menciptakan tokoh demikian. Dan sedikit banyak dua tokoh ikon superhero ini saya pikir cukup berpengaruh pada saya. Bahkan dalam hal dualistic life yang dijalani dua tokoh tersebut: Clark Kent dan Bruce Wayne. Clark (alter ego) digambarkan “polos”. Sedangkan Bruce digambarkan seolah tak peduli dengan moralitas. Perbedaan keduanya juga digambarkan dari “sumber” kekuatannya: Superman dengan matahari (siang hari), Batman dengan malam hari.

Saya pikir kenapa kedua tokoh ikon superhero ini begitu banyak disukai karena mereka mewakili manusia tentang dirinya dan harapannya. Manusia seolah melihat diri mereka dalam tokoh ini yang menyadari bahwa dunia perlu penyelamat karena kejahatan begitu merajalela. Namun penyelamat itu bukanlah manusia biasa. Penyelamat itu mestilah “yang lain” entah itu seperti Superman atau pun Batman. Penyelamat itu harus memikirkan kepentingan dan keselamatan dunia (termasuk orang lain) lebih besar dari dirinya. Dengan kata lain, penyelamat itu mestinya tidak berpusat pada diri, minimal seorang altruist. Penyelamat itu mesti memiliki visi dan cita-cita yang luhur tidak peduli dengan cara yang dijalaninya: membuat dunia lebih baik dan meminimalisir kejahatan. Entah seperti superman yang mendapat kekuatan dari terang atau pun batman yang menggunakan kegelapan sebagai kekuatan.

Kesadaran akan “penyelamat” digambarkan para penulis tokoh ikon superhero. Walaupun mereka tidak terlalu menelusuri lebih jauh tentang konsep penyelamat ini. Tapi saya percaya kesadaran ini memang tertanam di setiap kita. Kita semua butuh penyelamat. Satu-satunya sumber terpercaya mengenai penyelamat yang dibutuhkan manusia yaitu alkitab. Alkitab mencatat mengenai Juruselamat yang begitu agung, bukan khayalan seperti superman dan batman. Seorang Juruselamat yang lebih agung daripada apa yang pernah dipikirkan dan diharapkan manusia yaitu Tuhan Yesus Kristus. Ia menjalani hidupNya dengan integritas penuh berdasarkan firmanNya. Ia menyelamatkan manusia sampai mati disalib. Dan menyatakan kuasaNya dalam kebangkitanNya bahwa maut sudah dikalahkan. Di dalam Kristus, manusia mempunyai harapan sejati. Dan suatu kali nanti, Ia akan datang untuk mengambil kembali dan menyempurnakan dunia ciptaan. Ia datang kembali sebagai Hakim dan Raja. Saat itulah, semua lidah mengaku dan lutut bertelut menyembah Dia, Anak Domba Allah.