Selasa, 13 Agustus 2013

A Prayer That God Would Listen (Mazmur 5:2-4)

Latar belakang dari mazmur ini adalah ketika pemazmur datang ke hadapan Tuhan. Pemazmur ingin Tuhan mendengar doanya. Demikian kita semua ingin Tuhan mendengar doa kita. Yang dimaksud “Tuhan mendengar” dalam konteks ini yaitu berespon positif terhadap doa yang disampaikan. Ia mendengar dan berespon menjawab “ya” terhadap permohonan yang kita panjatkan. Tapi seringkali kita kehilangan hasrat (passion) untuk didengar oleh Tuhan. Karena kita sudah mulai lack of urgency dan lack of passion dalam doa. Kita mungkin pernah memohon sesuatu kepada Tuhan mengenai kerja yang sukses, hidup yang bahagia dan lancar, kesembuhan dari penyakit, lepas dari penderitaan dan kesulitan hidup dan banyak lagi. Waktu pertama mengucapkan permohonan tersebut kita berdoa dengan sungguh-sungguh. Dan bahkan menegaskan: “Tuhan dengarlah doaku”. Ternyata dalam doa itu permohonan kita tidak dijawab. Kita berpikir mungkin kita harus berdoa lebih tekun dan sungguh-sungguh lagi bahkan berpuasa. Kita pun berdoa, ketiga, keempat, kelima bahkan sampai kesepuluh kalinya kita berdoa yang sama, ternyata Tuhan tidak juga mendengar doa kita. Kira-kira apakah kita lanjut doa itu? Terus bagaimana isi doa kita? Dan apa dampaknya terhadap doa permohonan kita yang lain? Pada umumnya sebagai Kristen kita tetap lanjut doa, tapi dengan isi yang direvisi. Kita lebih tenang dan tidak lagi terlalu berharap bahwa itu terkabul. Dan ini bukan hanya untuk permohonan yang sama. Doa kita mengenai permohonan yang berbeda pun juga kurang lebih menjadi sama. Kita belajar dari pemazmur bahwa dia passionate ingin doanya didengar setiap kata yang terucap (spoken words) dan yang tidak bisa diucapkan (“murmuring” or the silent words spoken within his heart).

Seperti apa doa yang didengar Tuhan?
(1) Doa yang dengan sungguh-sungguh disampaikan dan dengan yakin dijawab oleh Tuhan (bandingkan dengan Matius 7:7-11). Itu merupakan salah satu bagian utama dalam kotbah di bukit. Bahwa Allah Bapa adalah Allah yang mendengar doa kita. Beberapa orang mengatakan bahwa doa itu pasti dijawab Tuhan. Jawabanya bervariasi: Ya, Tunggu dan Tidak. Yang saya maksud dijawab yaitu Tuhan berkata “Ya” terhadap doa kita. Ketika kita berdoa bagaimana kita bisa yakin bahwa Tuhan akan menjawab “Ya” terhadap doa kita? Ketika kita berdoa sesuai dengan KehendakNya. Kalau kita terus berdoa sesuai kehendak kita (yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan), seberapa sungguh pun pasti yang terjadi adalah kehendak Tuhan. Inilah juga yang dimaksudkan dalam Yakobus 5:16-18, Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumipun mengeluarkan buahnya.” Doa Elia dijawab oleh Tuhan karena memang Tuhan menyatakan penghukumanNya terhadap Israel dan kemudian menyatakan belaskasihan dan kuasaNya.

(2) Ditujukan kepada pribadi yang tepat. Ketika kita datang ke hadapan Tuhan maka yang seharusnya kita dapatkan pertama adalah pengenalan Allah yang sejati. Mari kita renungkan berapa banyak kita menghadiri ibadah-ibadah yang mana ketika kita datang tidak membuat kita semakin mengenal siapa Tuhan yang kita sembah. Ini yang menjadi masalah umum ibadah Kristen saat ini. Kita datang bukan mendapatkan hal utama yaitu mengenal Allah kita. Bahkan kita tidak mengharapkan hal tersebut. Kita datang mendapatkan hal lain yang dijadikan utama. Kita lebih merasa memerlukan berkat Tuhan daripada Tuhan itu sendiri. Kita menggantikan Tuhan dengan apa yang kita ingin dapatkan dari Tuhan. Ibadah yang sejati adalah ibadah yang membawa kita pada pengenalan akan Allah yang sejati (Yesaya 6). Siapakah Allah yang dikenal pemazmur ? the Lord as my King and my God; God, who is creator and ultimate Lord of all being, is also one who can be approached in personal terms and addressed as one known and loved. “My God” suatu pengenalan personal akan Tuhan. Ini seperti yang dinyatakan dalam Ayub 42:5 dan Lukas 9:18-20Personal knowledge of God and General knowledge of God. General knowledge of God, penting dan pasti kita sering dapatkan secara umum entah melalui apa kata orang, ajaran di gereja dan buku yang kita baca (buku renungan) dll. Secara umum orang Israel sudah mengenal Allah sebagai Raja (Kel. 15:18). Tapi suatu hal yang dekat sekali secara pribadi ketika pemazmur memanggil Tuhan sebagai “Allahku, Rajaku”. Mungkin ada beberapa dari kita merasa sudah cukup dengar firman di gereja. Ini merupakan suatu general knowledge. Pengenalan pribadi kita terhadap Tuhan sangat diperlukan bagi pertumbuhan kita sebagai orang Kristen. Ada yang bilang: “kalau baca alkitab sendiri takut salah?” Saya percaya mengenal Allah bukanlah hal yang mudah dan sekejap kita dapatkan. Tapi ada proses dimana kita pasti juga memasuki namanya kesalahan-kesalahan karena kita berdosa. Demikian juga dalam penginjilan pesan injil harus merupakan suatu personal message bagi yang mendengar. Bukan hanya berhenti pada pengenalan bahwa: Kristus adalah Penebus kita manusia berdosa dan Ia menanggung dosa manusia, tapi Penebus-ku secara pribadi dan Ia menanggung dosa-ku. Panggilan Tuhan sebagai Raja dan Tuhan mengungkapkan bahwa God was the absolute Lord and the only one who could answer prayer. Doa yang dijawab adalah doa yang ditujukan kepada pribadi yang tepat, siapa Dia? Tuhan dan Raja yang ku kenal secara pribadi yang adalah satu-satunya Pribadi yang bisa menjawab doaku.

(3) Doa yang dipersiapkan. Nah, ini yang jarang sekali yaitu mempersiapkan doa. Apalagi kalau doa itu doa pribadi. Biasanya yang kita siapkan kalau doa di depan umum. Kita menyusunnya sedemikian indah (paling tidak menurut kita), kalimat yang kita gunakan tidak seperti doa kita kebanyakan secara pribadi. Pemazmur mempersiapkan doa-doanya kepada Tuhan. Demikian juga dalam ibadah, harus ada namanya persiapan. Kesungguhan kita terlihat ketika sungguh bersiap dalam melakukan doa dan ibadah. Yang bersiap bukan hanya yang mau menyampaikan firman Tuhan, tapi semua. Termasuk doa harus dipersiapkan. The worshiper is simply preparing the words of his prayer.

 Sudahkah kita berdoa sebagaimana alkitab ajarkan kepada kita?