Kamis, 31 Desember 2015

Merenungkan Tentang Natal

“Then do not abuse his mercy, but let your time be spent in thinking and talking of the love of Jesus, who was incarnate for us, who was born of a woman, and made under the law, to redeem us from the wrath to come.” - George Whitefield

Natal merupakan peringatan penting agama Kristen. Suatu perayaan rutin yang menjadi ritual tahunan agama Kristen. Dari tahun ke tahun, kita mulai kehilangan dan meremehkan makna natal. Natal digantikan dengan pesta, diskon, santa Klaus, liburan panjang bahkan relasi antar dua manusia. Mari kita merenungkan sejenak tentang natal. Apa itu natal? Dan bagaimana kita seharusnya menjalani natal?

Remembering. Natal yang kita peringati dari tahun ke tahun merupakan moment kita mengenang kembali apa yang terjadi ribuan tahun yang lalu dimana Kristus berinkarnasi menjadi manusia. Apa makna inkarnasi secara personal bagi setiap kita? Wujud puncak kasih Allah. Yoh. 3:16 menyampaikan semua ini. Kasih agung Sang Pencipta atas ciptaan yang sudah berdosa dan harusnya menerima murkaNya. Saat natal-lah, saat yang mengkondisikan kita untuk mau tidak mau mengenang kasih agung Allah itu. Ia yang tak terbatas, mengosongkan diriNya, mengambil rupa seorang hamba yang terbatas (Filipi 2:7).

Celebrating. Natal merupakan moment dimana kita merayakan apa yang sudah Tuhan kerjakan dalam hidup ini. KaryaNya yang begitu besar yaitu inkarnasi Kristus melalui perawan Maria. Seperti yang dikatakan malaikat, Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud” (Lukas 2:10-11). Suatu beritu sukacita yang mengalahkan segala ketakutan. Sukacita sejati sorgawi dinikmati oleh manusia duniawi. Sukacita karena Kristus datang membawa harapan bagi manusia berdosa.

Proclaiming. Natal inilah moment yang tepat bagi kita untuk memberitahukan kepada orang lain mengenai Kristus. Berita natal bukan untuk kelompok Kristen saja. Berita natal adalah berita seluruh suku bangsa dan bahasa. Sebagaimana para gembala yang setelah mendengar berita dari malaikat kemudian menyampaikan berita itu kepada Yusuf dan Maria (Lukas 2:17). Natal bukan untuk disembunyikan tapi untuk diberitakan. Natal merupakan pintu yang terbuka untuk kita memberitakan tentang Kristus Sang Juruselamat Dunia bahwa Ia datang untuk menyelamat manusia berdosa. Natal adalah berita untuk semua orang. Yang pertama kali diberikan oleh para gembala sebagai kelompok manusia pertama sesudah malaikat. Mari kita beritakan natal, kepada siapa saja tentang Kristus Sang Juruselamat saya, kamu dan dunia yang berdosa.

Fellowship. Dalam dosa, relasi manusia rusak baik kepada Allah, sesama dan alam. Bahkan yang menyedihkan, relasi interpersonal pun menjadi rusak. Kita tidak lagi mengenali siapa Allah, diri, sesama dan alam. Kita cenderung mengobjektifikasikan yang di luar diri kita. Dan terhadap diri, kita sering menipu diri kita sendiri atau pun merasionalisasikan apa yang kita lakukan. Kristus datang menjadi pengantara yang mendamaikan kita dengan Allah kemudian diri kita, sesama dan alam. Malaikat dengan seruan yang begitu agung: "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya" (Lukas 2:14). “Damai sejahtera di bumi” suatu janji dan harapan yang begitu indah. Setelah sekian lama terjadi permusuhan, kecurigaan dan kekecewaan relasional, inkarnasi Kristus mendamaikannya.

Telling the story. Ini mungkin serupa dengan “proclamation” tapi tak sama. “Telling the story” suatu komunikasi dalam aksi. Tidak salah saat natal kita memberikan perhatian lebih kepada orang-orang yang sebelumnya tidak terlalu diperhatikan dalam kehidupan sosial kita. Melalui setiap aksi kita entah itu ibadah, aksi sosial ataupun tindakan keseharian kita menyampaikan akan berita natal bahwa Kristus yang berinkarnasi itu sudah merubah kita menjadi manusia baru. Manusia baru yang menjalani suatu ritual yang berbeda dari sebelumnya. Manusia baru yang hidup dalam gaya hidup diperbaharui didalam Kristus. Manusia baru yang merupakan komunitas percaya yang membawa berita mengenai Kristus dalam setiap ritus-nya.


Maranatha (the coming of the Lord). Natal juga merupakan suatu moment kita mengingat kembali akan janji Tuhan: “Aku datang segera” (Wahyu 22:20). Ia akan datang kembali menyatakan pembaharuan yang total atas ciptaan. Janji yang pasti dan pengharapan yang indah bagi kita umatNya. Umat Tuhan sebagai musafir di dunia menuju Sion, Kota Allah. Suatu langit dan bumi yang baru, Yerusalem yang baru. Banyak pergumulan kita hadapi sebagai orang percaya dalam dunia berdosa. Namun janji yang pasti bahwa Ia akan datang kembali untuk memperbaharui, menjadikan segala sesuatu indah pada waktunya. Dan yang paling penting saat itulah kita akan bertemu muka dengan muka dengan Pencipta dan Penebus kita. Persekutuan yang indah dengan Kristus yang telah berinkarnasi dan mengosongkan diriNya serta bangkit. Suatu moment iman kita direalisasikan dalam suatu kepastian yang tak terbantahkan. Mungkin bukan sekarang, atau besok, tapi segera.