“Then do not
abuse his mercy, but let your time be spent in thinking and talking of the love
of Jesus, who was incarnate for us, who was born of a woman, and made under the
law, to redeem us from the wrath to come.” - George Whitefield
Natal merupakan peringatan penting agama Kristen.
Suatu perayaan rutin yang menjadi ritual tahunan agama Kristen. Dari tahun ke
tahun, kita mulai kehilangan dan meremehkan makna natal. Natal digantikan
dengan pesta, diskon, santa Klaus, liburan panjang bahkan relasi antar dua
manusia. Mari kita merenungkan sejenak tentang natal. Apa itu natal? Dan
bagaimana kita seharusnya menjalani natal?
Remembering. Natal yang kita
peringati dari tahun ke tahun merupakan moment kita mengenang kembali apa yang
terjadi ribuan tahun yang lalu dimana Kristus berinkarnasi menjadi manusia. Apa
makna inkarnasi secara personal bagi setiap kita? Wujud puncak kasih Allah. Yoh. 3:16 menyampaikan semua ini. Kasih
agung Sang Pencipta atas ciptaan yang sudah berdosa dan harusnya menerima
murkaNya. Saat natal-lah, saat yang mengkondisikan kita untuk mau tidak mau
mengenang kasih agung Allah itu. Ia yang tak terbatas, mengosongkan diriNya,
mengambil rupa seorang hamba yang terbatas (Filipi
2:7).
Celebrating. Natal merupakan
moment dimana kita merayakan apa yang sudah Tuhan kerjakan dalam hidup ini.
KaryaNya yang begitu besar yaitu inkarnasi Kristus melalui perawan Maria.
Seperti yang dikatakan malaikat, “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar
untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus,
Tuhan, di kota Daud” (Lukas 2:10-11).
Suatu beritu sukacita yang mengalahkan segala ketakutan. Sukacita sejati
sorgawi dinikmati oleh manusia duniawi. Sukacita karena Kristus datang membawa
harapan bagi manusia berdosa.
Proclaiming. Natal inilah moment yang tepat bagi kita untuk memberitahukan kepada orang
lain mengenai Kristus. Berita natal bukan untuk kelompok Kristen saja. Berita
natal adalah berita seluruh suku bangsa dan bahasa. Sebagaimana para gembala
yang setelah mendengar berita dari malaikat kemudian menyampaikan berita itu
kepada Yusuf dan Maria (Lukas 2:17).
Natal bukan untuk disembunyikan tapi untuk diberitakan. Natal merupakan pintu
yang terbuka untuk kita memberitakan tentang Kristus Sang Juruselamat Dunia
bahwa Ia datang untuk menyelamat manusia berdosa. Natal adalah berita untuk
semua orang. Yang pertama kali diberikan oleh para gembala sebagai kelompok
manusia pertama sesudah malaikat. Mari kita beritakan natal, kepada siapa saja
tentang Kristus Sang Juruselamat saya, kamu dan dunia yang berdosa.
Fellowship. Dalam
dosa, relasi manusia rusak baik kepada Allah, sesama dan alam. Bahkan yang
menyedihkan, relasi interpersonal pun menjadi rusak. Kita tidak lagi mengenali
siapa Allah, diri, sesama dan alam. Kita cenderung mengobjektifikasikan yang di
luar diri kita. Dan terhadap diri, kita sering menipu diri kita sendiri atau
pun merasionalisasikan apa yang kita lakukan. Kristus datang menjadi pengantara
yang mendamaikan kita dengan Allah kemudian diri kita, sesama dan alam. Malaikat
dengan seruan yang begitu agung: "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di
bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya" (Lukas 2:14). “Damai sejahtera di bumi” suatu janji dan harapan yang begitu indah. Setelah sekian lama terjadi
permusuhan, kecurigaan dan kekecewaan relasional, inkarnasi Kristus
mendamaikannya.
Telling the story. Ini
mungkin serupa dengan “proclamation”
tapi tak sama. “Telling the story”
suatu komunikasi dalam aksi. Tidak salah saat natal kita memberikan perhatian
lebih kepada orang-orang yang sebelumnya tidak terlalu diperhatikan dalam
kehidupan sosial kita. Melalui setiap aksi kita entah itu ibadah, aksi sosial
ataupun tindakan keseharian kita menyampaikan akan berita natal bahwa Kristus
yang berinkarnasi itu sudah merubah kita menjadi manusia baru. Manusia baru
yang menjalani suatu ritual yang berbeda dari sebelumnya. Manusia baru yang
hidup dalam gaya hidup diperbaharui didalam Kristus. Manusia baru yang
merupakan komunitas percaya yang membawa berita mengenai Kristus dalam setiap
ritus-nya.
Maranatha (the coming of the Lord). Natal
juga merupakan suatu moment kita mengingat kembali akan janji Tuhan: “Aku datang segera” (Wahyu 22:20). Ia akan datang kembali menyatakan pembaharuan yang
total atas ciptaan. Janji yang pasti dan pengharapan yang indah bagi kita
umatNya. Umat Tuhan sebagai musafir di dunia menuju Sion, Kota Allah. Suatu
langit dan bumi yang baru, Yerusalem yang baru. Banyak pergumulan kita hadapi
sebagai orang percaya dalam dunia berdosa. Namun janji yang pasti bahwa Ia akan
datang kembali untuk memperbaharui, menjadikan segala sesuatu indah pada
waktunya. Dan yang paling penting saat itulah kita akan bertemu muka dengan
muka dengan Pencipta dan Penebus kita. Persekutuan yang indah dengan Kristus
yang telah berinkarnasi dan mengosongkan diriNya serta bangkit. Suatu moment
iman kita direalisasikan dalam suatu kepastian yang tak terbantahkan. Mungkin
bukan sekarang, atau besok, tapi segera.