Senin, 22 Juli 2013

Serupa Kristus

Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar - 2 Korintus 3:18

Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara - Roma 8:29 

“Keselamatan yang tidak bisa hilang “ ini adalah salah satu ajaran umum tentang keunikan Kristen. Kita pasti akan menyebutkan hal ini ketika kita pergi untuk menginjili seseorang. Dan tidak jarang juga ketika ditanya tentang keunikan Kristen, kita pun akan menjawab hal yang sama. Lalu, apa ada yang salah dengan hal itu? Tidak. Memang benar alkitab mengajarkan demikian. Dan kita harus mengimani ajaran alkitab tersebut. Namun yang menjadi masalah adalah kepercayaan akan “keselamatan yang tidak bisa hilang” hanya berhenti sampai di situ saja. Berhenti ketika kita pertama kali menerima Kristus dan mengaku beriman padaNya sebagai Juruselamat kita satu-satunya. Kemudian hari lepas hari kita lewati dengan berlalu begitu saja. Bahkan tidak jarang kita tetap tidak berbeda dengan kita yang dulu sebelum berada di dalam Kristus.
Apa yang diajarkan alkitab? Dengan jelas dikatakan: “Mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya.” Alkitab mengambarkan kehidupan Kristen adalah seperti “perjalanan”.[1] Perjalanan yang pasti memiliki tujuan yang jelas. Salah satu tujuan penting dalam kehidupan Kristen adalah “serupa dengan Kristus”. Mungkin banyak dari kita tidak bertanya: “Mengapa menjadi serupa Kristus?” Karena jelas alkitab mengatakan tujuan tersebut. Yang seringkali kita tanyakan adalah: Bagaimana menjadi serupa Kristus? Jawabannya sederhananya: mengikuti teladanNya. Langkah awalnya pastilah kita harus mengenal siapa Kristus, apa yang Dia kerjakan dan ajarkan dalam alkitab. Hal ini yang harusnya kita kerjakan hari lepas hari dalam kehidupan kita. Ini adalah suatu perjalanan yang panjang. Perjalanan seumur hidup seseorang yang pasti tidak bisa diringkas begitu saja dalam satu tulisan ini.
Untuk itu mari kita renungkan satu hal ini: “menjadi serupa Kristus”. Ini tidak sama dengan: “menjadi Kristus”. Ada banyak orang-orang yang datang ke gereja dengan tujuan “menjadi Kristus”. Orang-orang yang datang dengan satu misi untuk menjadi seorang penyelamat atau pahlawan gereja. Satu misi yang mulia namun misi yang tidak dengan jelas mengenal siapa dirinya di hadapan Allah. Di satu sisi yang lain, ada banyak orang yang juga malahan terus-menerus merasa tidak layak untuk melayani Kristus dalam gerejaNya. Satu perasaan “ketidaklayakan” yang harusnya memang terus kita miliki. Namun ini sama bahayanya dengan yang pertama. Permasalahanya sama yaitu tidak mengenal diri dengan jelas di hadapan Allah.
Padahal kita bukanlah Kristus, kita bukanlah Juruselamat. Kita adalah pengikut Kristus yang dipanggil untuk serupa Kristus. Artinya kita siap meneladani Kristus dalam setiap hal yang Dia ajarkan. Dua hal yang penting yaitu: (1) Kerendahan Hati. Kristus memberikan satu keteladanan kerendahan hati yang luar biasa dan patut kita contoh. Ia tidak menganggap kemuliaanNya itu harus dipertahankan tapi menjadi sama seperti manusia untuk menyelamatkan manusia berdosa. Dalam kerendahan hati-Nya itu juga, ia mengajarkan: (2) Melayani. Kristus jelas mengatakan: “Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" (Markus 10:45). Dia datang untuk melayani, demikian juga kita yang di dalam Kristus harus meneladaniNya.

Sudahkah meneladani Kristus menjadi Rendah Hati dan memiliki dorongan untuk melayani?




[1] Salah satu gambaran yang jelas yaitu perjalanan bangsa Israel menuju tanah perjanjian.

Rabu, 17 Juli 2013

A Short Biography: George Muller


George Muller (1805-1898) adalah seorang misionaris kristen dan kepala dari sebuah rumah yatim piatu di Bristol Inggris. Selama hidupnya ia mengasuh 10,024 anak yatim piatu. Tidak hanya dikenal karena menyediakan kebutuhan pendidikan bagi anak-anak asuhannya, tetapi juga karena ia telah meninggalkan teladan iman yang bergantung penuh pada pemeliharaan Allah. Hal ini nampak dari cara kerja dan kehidupan pribadinya. Muller bersama dengan istrinya kemudian mengelola rumah yatim piatu pada tahun 1836 dengan menggunakan rumah mereka sendiri di kota Bristol. Awalnya rumah mereka digunakan untuk menampung 30 anak perempuan. Kemudian jumlah anak yatim piatu bertambah menjadi 130 anak sehingga membutuhkan 3 rumah. Pada tahun 1845 terjadi peningkatan jumlah anak yatim piatu sehingga Muller memutuskan untuk membangun gedung yang baru dan dapat digunakan pada tahun 1849 dengan kapasitas akomodasi 300 anak. Jumlah anak ini terus bertambah hingga mencapai 2000 anak di tahun 1870 sehingga membutuhkan 5 rumah yang dapat menampung seluruh anak-anak tersebut. Muller mengambil satu keputusan dimana ia tidak pernah meminta dukungan dana dari siapa pun dan tidak berhutang pada pihak manapun meskipun diperlukan lebih dari 100,000 poundsterling untuk membangun kelima rumah yang menjadi akomodasi 2000 anak. Keyakinan yang kuat atau lebih tepatnya sikap percayanya yang kuat terhadap pemeliharaan Allah bagi kebutuhannya sejak 1829 membuat Muller dapat menyaksikan mujizat Allah dinyatakan melalui hidupnya. Seringkali ia menerima bantuan makanan yang datang tanpa diminta dan bantuan makanan itu hanya datang beberapa jam sebelum waktu makan anak-anak yatim piatu itu tiba. Peristiwa-peristiwa ini seperti menguatkan iman muller. Setiap pagi setelah jam makan pagi, selalu diadakan waktu untuk membaca Alkitab dan berdoa. Setiap anak diberikan sebuah Alkitab disaat mereka pergi meninggalkan rumah yatim piatu. Anak-anak yatim piatu itu diberikan pakaian yang baik dan pendidikan yang baik. Muller telah membaca alkitab lebih dari 200 kali dan separuh dari waktunya dilakukan untuk berdoa. Ia mengatakan bahwa 50,000 jawaban doa yang khusus yang telah ia terima, berasal dari permohonan doanya hanya kepada Allah! lebih dari 3000 anak yatim piatu yang diasuhnya, dimenangkan bagi kristus melalui pelayanannya oleh penyertaan Roh Kudus.

Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. (Matius 6:33-34)