Jumat, 21 November 2014

Diaspora

Diaspora adalah istilah yunani berarti penyebaran1a) of Israelites dispersed among foreign nations 1b) of the Christians scattered abroad among the Gentiles. Istilah menjelaskan penyebaran bangsa Israel (Kristen) ke banyak tempat lain di luar Yerusalem (Israel). Kata ini dipakai beberapa kali dalam alkitab: Kisah Para Rasul 8:1 & 4, 11:19; Yakobus 1:1. Penyebaran dari satu tempat ke tempat lain. Namun bukan sekedar migrasi tapi suatu perpindahan yang sebenarnya cukup berat untuk dilakukan. Karena perpindahan tersebut dari “tanah air” atau tempat yang kita kenal sebagai "rumah” ke tempat yang kita tidak kenal, asing dan jauh. Perpindahan dari satu tempat dimana kita menjadi tuan tanah, sangat familiar dan dikenal ke tempat dimana kita menjadi tamu asing tidak dikenal.

Ada banyak alasan terjadinya penyebaran. Penyebaran itu menyenangkan dan dengan rela dijalankan jika penyebaran tersebut memang adalah inisiatif dari kita dan untuk kepentingan kita. Tapi menjadi sulit jika penyebaran karena di luar inisiatif dan kepentingan kita. Kekristenan pada awalnya tersebar karena dua hal: penginjilan dan penganiayaan. Keduanya bukanlah karena inisiatif dan kepentingan orang-orang tersebut. Keduanya terjadi karena dorongan dari yang lain. Yang pertama dorongan dari perintah Ilahi, yang kedua karena manusia.

Sekarang kita bisa melihat bahwa bangsa Israel adalah bangsa yang memiliki kecintaan bangsa dan tanah air begitu kental luar biasa. Namun jauh sebelum itu, kalau kita kembali menelusuri sejarah Israel, maka kita mendapatkan bahwa bangsa Israel merupakan bangsa berkelana (nomaden). Mulai dari nenek moyangnya yaitu Abraham yang diperintahkan untuk keluar dari tempat tinggalnya ke tempat yang ditujukan oleh Tuhan. Sesudah sampai di tanah perjanjian, mereka berpindah ke Mesir karena peristiwa kelaparan global di Ancient Near East Kuno. Ada Yusuf di Mesir yang dipakai Tuhan untuk memelihara umatNya. Sesudah itu, ketika Musa dilahirkan mulai lagi perjalanan kembali ke tanah perjanjian. Sesudah sampai dan membangun kerajaan yang besar dimana Daud dan Salomo menjadi raja-raja yang Tuhan pakai mengangkat puncak Kerajaan Israel. Sampai kemudian ada masa dimana Asyur, Babilonia dan Persia merebut Israel dan menyebarkan umat Israel. Pada masa pemerintahan Koresh, Raja Persia, mengizinkan Israel kembali ke tanahnya. Kurang lebih ada 50.000 kembali ke tanah air tercinta. Tanah yang merupakan dijanjikan oleh Tuhan sendiri. Namun, dari segala yang terjadi dalam sejarah tersebut, Tuhan menyebarkan bangsa Israel. Sehingga hampir di semua bangsa-bangsa peradaban agung di dalam sejarah manusia selalu ada bangsa Israel (keturunannya) di dalamnya.

Dalam Perjanjian Baru, Israel sejati yaitu semua orang yang percaya kepada Kristus. Yang mana memiliki iman yang sejati seperti Abraham, Ishak dan Yakub. Yakobus 1:1 menyatakan bahwa surat tersebut ditujukan kepada orang Kristen yang berada di perantauan. Yang tersebut ke seluruh bangsa di luar Israel dimana pun mereka berada. Ada yang di Eropa, Asia, Afrika dll. Sejak perintah dari Kristus dalam Matius 28:19-20, umat Kristen mempunyai misi penginjilan untuk menyebarkan ajaran Kristus (Kis. 11:19). Penyebaran dimana mungkin tidak dengan mudah mereka kerjakan. Karena itu berarti mereka meninggalkan pekerjaan yang lama dan mencari pekerjaan yang baru di tempat yang baru. Itu berarti juga mereka berada ditengah-tengah kebudayaan yang mereka tidak terlalu kenal. Seperti dikatakan dalam hukum Newton ke-3, ketika kita ingin berpindah dari satu tempat ke tempat lain, maka kita harus meninggalkan sesuatu di belakang. Mereka meninggalkan banyak hal di belakang untuk pergi menyebarkan injil Tuhan.

Di lain sisi, penyebaran juga terjadi karena penganiayaan. Ini bisa dilihat lebih berat daripada yang pertama. Di awal kekristenan lahir dan berkembang, banyak sekali penganiyaan terjadi bagi mereka. Penganiayaan dari bangsa Romawi dan juga bangsa Yahudi seperti secara fisik, mental dan sosial. Salah satu penyebab utama kekristenan tidak mau menyembah Kaisar setengah dewa Romawi. Diantaranya pada tahun 64-68 M, Kekaisaran Romawi dipimpin oleh Nero banyak menganiaya Kristen, juga ketika dipimpin oleh Kaisar Domitian pada 89-96 M, oleh Kaisar Trajan diantara 109-111 M, oleh Kaisar Hadrian pada 117-138 M. Tidak heran karena Kristus sudah mempersiapkan pengikutNya: “Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia” (Yoh. 16:33). Namun menarik, penganiayaan tersebut bukan membuat injil menjadi terhenti. Justru penganiayaan menjadikan injil semakin tersebut. Mungkin inilah yang dimasudkan juga bahwa Kristus “telah mengalahkan dunia”. Dunia dengan kuasanya (pengeniayaan) mencoba menghentikan injil tapi yang terjadi sebaliknya.

Ketika Tuhan berkarya maka Dia bisa memakai apa saja untuk menggenapkan segala rencanaNya. Secara positif, penginjilan dan secara negatif, penganiayaan. Prinsip dasarnya dua hal tersebut “bukan dari manusia” dan “bukan diinginkan manusia”. Justru ini menyatakan betapa berkuasanya Dia dan tidak ada yang bisa menghentikan rencanaNya. Dan semakin nyata bahwa Kristus memang mengalahkan dunia. Soli Deo Gloria