Diaspora adalah istilah yunani berarti penyebaran: 1a)
of Israelites dispersed among foreign nations 1b) of the Christians scattered
abroad among the Gentiles. Istilah menjelaskan penyebaran bangsa
Israel (Kristen) ke banyak tempat lain di luar Yerusalem (Israel). Kata ini
dipakai beberapa kali dalam alkitab: Kisah Para Rasul 8:1 & 4, 11:19;
Yakobus 1:1. Penyebaran dari satu tempat ke tempat lain. Namun bukan sekedar
migrasi tapi suatu perpindahan yang sebenarnya cukup berat untuk dilakukan.
Karena perpindahan tersebut dari “tanah air” atau tempat yang kita kenal
sebagai "rumah” ke tempat yang kita tidak kenal, asing dan jauh.
Perpindahan dari satu tempat dimana kita menjadi tuan tanah, sangat familiar
dan dikenal ke tempat dimana kita menjadi tamu asing tidak dikenal.
Ada banyak alasan terjadinya penyebaran. Penyebaran itu menyenangkan dan
dengan rela dijalankan jika penyebaran tersebut memang adalah inisiatif dari
kita dan untuk kepentingan kita. Tapi menjadi sulit jika penyebaran karena di
luar inisiatif dan kepentingan kita. Kekristenan pada awalnya tersebar karena
dua hal: penginjilan dan penganiayaan. Keduanya bukanlah
karena inisiatif dan kepentingan orang-orang tersebut. Keduanya terjadi karena
dorongan dari yang lain. Yang pertama dorongan dari perintah Ilahi, yang kedua
karena manusia.
Sekarang kita bisa melihat bahwa bangsa Israel adalah bangsa yang
memiliki kecintaan bangsa dan tanah air begitu kental luar biasa. Namun jauh
sebelum itu, kalau kita kembali menelusuri sejarah Israel, maka kita
mendapatkan bahwa bangsa Israel merupakan bangsa berkelana (nomaden).
Mulai dari nenek moyangnya yaitu Abraham yang diperintahkan untuk keluar dari
tempat tinggalnya ke tempat yang ditujukan oleh Tuhan. Sesudah sampai di tanah
perjanjian, mereka berpindah ke Mesir karena peristiwa kelaparan global di Ancient
Near East Kuno. Ada Yusuf di Mesir yang dipakai Tuhan untuk memelihara umatNya.
Sesudah itu, ketika Musa dilahirkan mulai lagi perjalanan kembali ke tanah
perjanjian. Sesudah sampai dan membangun kerajaan yang besar dimana Daud dan
Salomo menjadi raja-raja yang Tuhan pakai mengangkat puncak Kerajaan Israel.
Sampai kemudian ada masa dimana Asyur, Babilonia dan Persia merebut Israel dan
menyebarkan umat Israel. Pada masa pemerintahan Koresh, Raja Persia,
mengizinkan Israel kembali ke tanahnya. Kurang lebih ada 50.000 kembali ke
tanah air tercinta. Tanah yang merupakan dijanjikan oleh Tuhan sendiri. Namun,
dari segala yang terjadi dalam sejarah tersebut, Tuhan menyebarkan bangsa
Israel. Sehingga hampir di semua bangsa-bangsa peradaban agung di dalam sejarah
manusia selalu ada bangsa Israel (keturunannya) di dalamnya.
Dalam Perjanjian Baru, Israel sejati yaitu semua orang yang percaya
kepada Kristus. Yang mana memiliki iman yang sejati seperti Abraham, Ishak dan
Yakub. Yakobus 1:1 menyatakan bahwa surat tersebut ditujukan kepada orang
Kristen yang berada di perantauan. Yang tersebut ke seluruh bangsa di luar
Israel dimana pun mereka berada. Ada yang di Eropa, Asia, Afrika dll. Sejak
perintah dari Kristus dalam Matius 28:19-20, umat Kristen mempunyai misi penginjilan untuk
menyebarkan ajaran Kristus (Kis. 11:19). Penyebaran dimana mungkin tidak dengan
mudah mereka kerjakan. Karena itu berarti mereka meninggalkan pekerjaan yang
lama dan mencari pekerjaan yang baru di tempat yang baru. Itu berarti juga
mereka berada ditengah-tengah kebudayaan yang mereka tidak terlalu kenal.
Seperti dikatakan dalam hukum Newton ke-3, ketika kita ingin berpindah dari
satu tempat ke tempat lain, maka kita harus meninggalkan sesuatu di belakang.
Mereka meninggalkan banyak hal di belakang untuk pergi menyebarkan injil Tuhan.
Di lain sisi, penyebaran juga terjadi karena penganiayaan.
Ini bisa dilihat lebih berat daripada yang pertama. Di awal kekristenan lahir
dan berkembang, banyak sekali penganiyaan terjadi bagi mereka. Penganiayaan
dari bangsa Romawi dan juga bangsa Yahudi seperti secara fisik, mental dan
sosial. Salah satu penyebab utama kekristenan tidak mau menyembah Kaisar
setengah dewa Romawi. Diantaranya pada tahun 64-68 M, Kekaisaran Romawi
dipimpin oleh Nero banyak menganiaya Kristen, juga ketika dipimpin oleh Kaisar
Domitian pada 89-96 M, oleh Kaisar Trajan diantara 109-111 M, oleh Kaisar
Hadrian pada 117-138 M. Tidak heran karena Kristus sudah mempersiapkan
pengikutNya: “Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah
hatimu, Aku telah mengalahkan dunia” (Yoh. 16:33). Namun
menarik, penganiayaan tersebut bukan membuat injil menjadi terhenti. Justru
penganiayaan menjadikan injil semakin tersebut. Mungkin inilah yang dimasudkan
juga bahwa Kristus “telah mengalahkan dunia”. Dunia dengan kuasanya
(pengeniayaan) mencoba menghentikan injil tapi yang terjadi sebaliknya.
Ketika Tuhan berkarya maka Dia bisa memakai apa saja untuk menggenapkan
segala rencanaNya. Secara positif, penginjilan dan secara negatif, penganiayaan.
Prinsip dasarnya dua hal tersebut “bukan dari manusia” dan “bukan diinginkan
manusia”. Justru ini menyatakan betapa berkuasanya Dia dan tidak ada yang bisa
menghentikan rencanaNya. Dan semakin nyata bahwa Kristus memang mengalahkan
dunia. Soli Deo Gloria