Yesaya 40:31, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat
kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan
sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak
menjadi lelah.
Pesan keseluruhan kitab Yesaya adalah penghakiman
(1-39) dan pemulihan (40-66). Yesaya berarti “the Lord is
salvation”, anak amos yang kemungkinan masih ada hubungan keluarga
dengan Raja Uzia (mungkin seperti keponakannya presiden/raja).
Orang yang sebenarnya memiliki masa depan cerah. Bisa memilih untuk menikmati
kenyamanan hidup karena ada hubungan keluarga dengan Raja. Yesaya diutus
sebelum pembuangan kepada Kerajaan Yehuda sampai juga dalam masa pembuangan.
Dia merupakan Nabi yang paling lama melayani dibandingkan dengan nabi yang lain
yaitu selama 65 tahun (kira-kira sampai zaman Raja Hizkia). Hosea 45
tahun dipakai Tuhan melayani, Yeremia 40 tahun lebih, Mikha 20 tahun. Setiap
nabi-nabi yang dipanggil Tuhan memiliki panggilan khusus yang mungkin berbeda
satu sama lain. Dan ada yang mengatakan bahwa dia matinya digergaji.
Sampai matinya pun, Yesaya tidak melihat karya keselamatan oleh Tuhan Allah
atas umatNya.
Bukan hal yang mudah menanti keselamatan, pertolongan
atau pimpinan Tuhan. Apalagi orang yang mengajarkan untuk menanti
pertolongan Tuhan itu adalah orang yang juga tidak bisa menyelamatkan atau
tidak mengalami keselamatan atas dirinya. Misalnya seperti Yesaya yang
mengajarkan untuk menantikan pertolongan Tuhan, tapi dia sendiri matinya
digergaji.
Menanti artinya tetap di satu tempat sampai
sesuatu yang diharapkan terjadi (to stay in a place until an expected event
happens, until someone arrives, until it is your turn to do something, etc). Tidak pernah satu hari
pun kita lewati tanpa pengalaman ini. Menunggu anak-anak pulang sekolah.
Menunggu suami atau isteri pulang dari kerja. Menunggu makanan diantarkan
padahal kita sudah memesannya 20 menit yang lalu. Menunggu antrean di salah
satu pusat perbelanjaan. Menunggu lampu lalu lintas atau kemacetan di
jalan. Daftarnya bisa terus berlanjut dari hal-hal yang sederhana sampai yang
lebih rumit dan menantang dalam hidup kita. Kita sering menunggu dalam hidup
kita dan banyak tantangan yang kita hadapi. Menanti sesuatu yang
pasti tapi tidak tahu kapan akan terjadi bukanlah hal yang mudah. Tidak heran
penantian tersebut akan disertai keluhan dan ketidakpercayaan (lihat ayat 27). Apalagi
kalau dalam konteks ini TUhan sendiri, Allah pencipta Langit dan Bumi yang Maha
Kuasa tersebut berjanji akan menyelamatkan tapi tidak tahu sampai kapan harus
menunggu Dia bertindak. Dan tidak jarang juga, akhirnya kita sendiri
memutuskan untuk bertindak sesuai dengan apa yang kita pikir adalah yang
terbaik untuk bisa kita kerjakan.
Apa benefit/manfaatnya menanti Tuhan:
1. Mendapat kekuatan baru
Rajawali adalah burung yang memiliki "aerodinamika" yang sempurna. Dengan sayap yang lebih besar dari tubuhnya, rajawali memiliki kestabilan saat melayang-layang di udara. Karena kerja sayap lebih banyak untuk melayang dibandingkan untuk mengepak-ngepak, maka rajawali tidak pernah lelah saat berada di langit saat berada di langit. Rajawali mampu terbang melayang sepanjang hari, dibantu dengan arus udara. Sayap rajawali juga mampu membaca arus udara yang tidak teratur sehingga rajawali mampu menghindar dari gundangan dan mampu terbang dalam keadaan badai sekalipun. Untuk dapat terbang tinggi dan melayang-layang di udara, rajawali harus sabar menunggu hawa panas, sekalipun burung-burung lainnya beterbangan menikmati hembusan angin dan hangatnya sinar matahari.
Rajawali mendapat kekuatan baru dari angin yang terus mengangkatnya lebih tinggi lagi selagi ia menunggu waktu yang tepat untuk menangkap mangsanya. Kita mendapatkan kekuatan baru dari Roh Kudus ketika terus menanti dan berharap kepada Tuhan saja.
2. Mendapat sebuah perspektif yang lebih baik
Menanti dalam bahasa inggris juga berarti “To watch
over.” Orang yang menanti Tuhan itu seumpama rajawali yang naik
terbang ke tempat yang tinggi. Ini berarti memiliki perspektif yang lebih baik.
Melihat dari tempat yang tinggi dan jauh seringkali memiliki penglihatan
yang lebih baik secara keseluruhan. Lebih lagi digambarkan seperti bagaimana
rajawali melihat dari tempat yang tinggi. Rajawali memiliki penglihatan yang
begitu tajam. Bisa melihat kelinci kecil yang berjarak 3,2 km (3200 m). Rajawali
bisa melihat ikan atau ular yang berada dalam air, kera di sela-sela pohon dari
tempat jauh. Bahkan bisa memperbesar pandangannya (zoom natural, kalau
handphone sekarang pakai zoom lens). Sedang kita harus memakai
teropong yang zoom yang besar. Rajawali bisa melihat 8 kali lebih tajam daripada
mata manusia.
Ada ungkapan seperti ini “the closer you look, the less
you see.” Kita harus belajar melihat dari atas, dari sudut pandang
Allah. Kita harus belajar mengerti rencana besar Allah. Salah satunya dengan
cara Triangle perspektif (mis. Aku, Masalahku dan Tuhan).
Melihat dari atas berarti melihat dari sudut pandang Tuhan Allah.
Dengan demikian kita menyadari Allah seperti apa yang kita sembah. Ia
adalah Allah yang bertindak secara aktif dalam mencipta, membentuk dan mengatur
ciptaanNya. Istilah “create”, “form” dan “make” disejajarkan
dalam Yesaya 45:18. Ia mencipta bukan tanpa rencana. Ia bukan Allah
yang mencipta kemudian pergi membiarkan ciptaan berjalan sendiri seperti
seorang pembuat jam. Ia adalah Allah yang memiliki pandangan dan
rencana yang begitu luas. Bukan hanya untuk diri kita seorang tapi semua
orang, semua bangsa, Kerajaan Allah. Ia adalah Allah yang tak
pernah lelah dan lesu menggenapi rencana-Nya.
Kenapa kita seringkali lelah dan lesu dalam menjalani hidup, dalam
pekerjaan, keluarga dan bahkan lelah dengan diri kita sendiri? Karena kita
seringkali mengandalkan kekuatan diri sendiri. Tuhan
Yesus mengatakan: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan
berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang
dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan
mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan” (Matius
11:28-30). Marilah kita yang lelah letih lesu datang kepadaNya dan
mengandalkan kekuatanNya. Karena Ia tidak pernah lelah, dan kukNya enak dan
bebanNya ringan.