Yehezkiel merupakan anak dari keluarga imam. Ia
lahir kurang lebih setahun atau sebelum Taurat ditemukan di Bait Allah pada
masa pemerintahan Yosia (621 SM, 2 Raja 22-23). Raja Yosia melakukan reformasi
rohani atas Israel dengan menghancurkan segala berhala dan menjalankan ibadah
yang berkenan di hadapan Allah. Pada saat anak-anak, Yehezkiel menyaksikan
Kerajaan Asyur mengalami penurunan sampai akhirnya dikalahkan. Ketika ia
remaja, ia mendengar berita kematian Yosia di Megido ketika berperang dengan
Firaun Neko (609 SM, 2 Raja 23:29; 2 Taw. 35:20-25). Yehezkiel mungkin pernah
mendengar kotbah-kotbah dari Yeremia dan mengetahui pelayanan Habakuk dan
Zepanya. Dia menyaksikan ketidakpastian politik sesudah kematian Yosia sampai
pada penguasaan oleh Kerajaan Babilonia.
Dia dipanggil sebagai nabi pada saat berumur
30 tahun pada tahun ke-5 Yoyakhin, Raja Yehuda, mengalami pembuangan (592 SM,
1:1-2) pada masa pemerintahan Kerajaan Babilonia (Raja Nebukadnezar). Beberapa
ahli memperkirakan Yehezkiel lahir pada tahun 623-622 SM. Dia melayani kurang
lebih selama 22 tahun sampai dengan pembuangan Yaoyakhin tahun ke-27 (571,
29:17). Latar belakang dari keluarga imam dapat diketahui dari isi kitab Yehezkiel
yang memang banyak fokusnya pada bait Allah dan upacara ibadat.
Seorang pelayan Tuhan memulai pelayanannya
pada umur 30 tahun menurut Taurat (Bil. 4:3). Yehezkiel tidak dapat menjalankan
pelayanannya karena ia berada di tanah pembuangan, kurang lebih 1000 mil (1609
km) dari Yerusalem. Ia tinggal bersama dengan isterinya di pembuangan
(24:15-27) dekat sungai Kebar. Selain itu, Tuhan memanggil dia sebagai nabi
ketika berumur 30 tahun. Visi (penglihatan) yang pertamanya sebagai nabi adalah
Tuhan mengendarai kereta perang namun pergi menjauhi Yerusalem (10:1-2, 18-22).
Alih-alih melindungi dan mempertahankan Yerusalem, Tuhan Allah justru
menetapkan penghakiman-Nya atas Yerusalem.
Orang-orang yang mengalami pembuangan yang
tinggal di suatu wilayah yang sama dengan Yehezkiel merupakan orang-orang
“kelas atas” dari masyarakat Yehuda. Mereka tidak terlalu mempedulikan
peringatan dari nabi-nabi masa lalu (2:3-8). Mereka berharap pembuangan hanya
dalam waktu singkat dan mereka akan kembali memperoleh kekayaan dan
penghormatan posisi mereka di masyarakat. Mereka menilai pesan firman Tuhan
melalui Yehezkiel hanya sebagai sindiran (20:49; 33:30-32). Namun Allah
menyatakan bahwa firman-Nya itu benar dan Yerusalem dihancurkan (586 SM oleh
Nebukadnezar).
Bagian firman
Tuhan ini menyatakan bukan hanya YHWH hadir di luar Israel melainkan juga
ketidakhadiran-Nya di bait Allah. Apa penyebab kemuliaan Allah meninggalkan
“rumah”-Nya? Berhala (Yehezkiel 8). Mengapa Tuhan Allah sangat membenci
penyembahan berhala. Pertama, karena
kedaulatan-Nya dan tempat kudus-Nya ditantang dan dinodai oleh ilah lain.
Bahkan, Christopher Wright menyatakan ketika orang mau menyembah Yahweh, mereka
terlebih dahulu membayar upeti kepada Asyera. Kedua, umat Tuhan mereduksi Allah. Asyera dan Baal merupakan dewa
yang identik pada kesuburan. Dengan demikian Tuhan Allah hanya dipandang
sebagai salah satu Allah yang menguasai hal tertentu saja misalnya alam.
Apa
artinya Kemuliaan Allah menjauh?
1. Kemuliaan Allah menggantung = murka (10:1-22; 11:22-23,
1-13)
Ini
merupakan penglihatan yang paling menyedihkan Yehezkiel. Bahkan lebih
menyedihkan daripada kematian Isterinya, kemuliaan Allah menjauh. Pada 1 Samuel 4:18-22 juga dicatat bahwa
Allah pernah meninggalkan Israel. Pada saat itu, isteri Pinehas memberi nama
anaknya yang dilahirkannya saat itu dengan nama Ikabod (“telah lenyap kemuliaan
dari Israel”).
2. Kemuliaan Allah menjauh = pengharapan (11:14-21)
Kemuliaan
Allah menjauh dari umat-Nya, namun kemuliaan Allah itu bukanlah hilang.
Kemuliaan Allah itu tidak lagi di bait-Nya melainkan di atas gunung (11:23). Yehezkiel ketakutan Allah
meninggalkan umat-Nya (8:8; 10:13). Puji Tuhan, Ia tidak meninggalkan umat-Nya
karena janji-Nya. Kenapa Ia melakukan-Nya?
Yehezkiel
36:22-23 Oleh karena itu katakanlah
kepada kaum Israel: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Bukan karena kamu Aku
bertindak, hai kaum Israel, tetapi karena nama-Ku yang kudus yang kamu najiskan
di tengah bangsa-bangsa di mana kamu datang. Aku akan menguduskan nama-Ku yang
besar yang sudah dinajiskan di tengah bangsa-bangsa, dan yang kamu najiskan di
tengah-tengah mereka. Dan bangsa-bangsa akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN,
demikianlah firman Tuhan ALLAH, manakala Aku menunjukkan kekudusan-Ku kepadamu
di hadapan bangsa-bangsa.
YHWH berjanji
bahwa yang dalam pembuangan akan kembali pulang. Lebih daripada itu, YHWH akan
memberikan hati yang baru (w. 19—20; cf 36:26). YHWH kembali menyatakan
kesetiaan-Nya pada janji-Nya, “mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allah mereka” (11:20). Janji
ini dapat dibandingkan juga seperti disampaikan dalam Yer. 31:31—4 dan 32:36—41.
Kehadiran Allah secara penuh diwujudkan di
dalam Tuhan Yesus Kristus. Dalam Yoh. 1:14 dikatakan “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam
di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang
diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan
kebenaran.” Demikian ditegaskan dalam Ibr. 1:3, “Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang
segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan.”
Sejak pembangunan bait Allah pertama kali oleh
Raja Salomo (1 Raja-raja 9:3), tidak
pernah lagi alkitab mencatat secara khusus kehadiran Allah di bait Allah yang
kedua atau yang ketiga (renovasi oleh Herodes). Kemuliaan Allah hadir di tempat
yang hina bagi manusia. Ia hadir di tempat yang tak terduga dan terhina,
palungan di Betlehem dan salib di Kalvari.