Roma 11:33-36 dan Ayub 42:2
Pemeliharaan Allah dikenal juga dengan istilah
Providence of God. Providence artinya “melihat sesuatu sebelumnya atau lebih
dahulu” atau “menyediakan untuk.” Allah adalah Allah yang memelihara ciptaanNya.
Sejak semula Allah sudah mempunyai rencana yang indah. Ia mencipta bukan untuk
menghancurkan ciptaan. Ia mencipta karena memiliki suatu rencana yang indah.
Dan Ia menyatakan pemeliharaan atas ciptaanNya dengan hikmat, kuasa dan
kedaulatanNya.
Pemeliharaan Tuhan tidak begitu terasa bagi
kita yang mungkin selama ini menjalani hidup seolah-olah baik-baik saja.
Mungkin kita tidak perlu banyak memikirkan tentang makanan kita atau harta
kita. Kita sudah mempunyai semua itu. Kita juga mungkin tidak terlalu kuatir
karena selalu ada keluarga dan teman-teman di sisi kita dalam keadaan apa pun.
Pemeliharaan Tuhan tidak terlalu terasa saat kelancaran dan kenyamanan.
Pemeliharaan Tuhan begitu terasa saat kita berada dalam kesusahan dan
kesulitan. Tapi dalam keadaan apa pun, Tuhan terus pelihara kita.
Dalam keadaan lancar dan semua baik-baik saja,
jangan kita lupa bahwa itu karena topangan Tuhan. Ingat tentang Israel yang
menerima manna dari surga (Keluaran 16)? Pernahkah kita pikir kenapa manna itu
diperbolehkan ambil cukup untuk satu hari saja? Kenapa Tuhan tidak berikan satu
kali saja untuk satu minggu? Atau untuk satu bulan? Bangsa Israel pun tidak
perlu repot untuk terus ambil tiap pagi. Yang terjadi kalau manna itu coba
disimpan untuk persediaan makanan esok hari maka yang terjadi adalah manna
tersebut jadi busuk. Manna diberikan hanya untuk hari itu saja. Jadi bangsa
Israel perlu mengambil manna setiap pagi tiap harinya. Kenapa demikian? Supaya
mereka terus bersandar dan berharap pada Tuhan setiap hari. Supaya dalam
keadaan lancar dan kecukupan pun, mereka ingat bahwa itu bergantung pada
pemeliharaan Tuhan. Mereka harus terus setiap pagi berdoa memohon pada Tuhan
memelihara hidup mereka hari itu, kemudian membuka pintu tenda mereka dan
mengambil apa yang Tuhan berikan hari itu.
Dalam keadaan sulit pun, kita ingat bahwa ada
pemeliharaan Tuhan yang tersembunyi sehingga kita bisa sampai masuk dalam
keadaan demikian. Tokoh paling mudah untuk kita renungkan dalam hal ini yaitu
Yusuf dan Ayub. Yusuf adalah anak kesayangan Yakub yang mana membuat
saudara-saudaranya iri. Saudara-saudaranya dengan maksud jahat mau menjauhkan
Yusuf bahkan terpikir untuk membunuh Yusuf. Tapi akhirnya mereka menjual Yusuf.
Ini sangat menguntungkan: Yusuf disingkirkan dan mereka dapat uang. Singkat
cerita, Yusuf sampai ke Mesir dan bahkan menjadi orang kedua terpenting di
Mesir. Akhirnya, keluarga ini pun bertemu kembali dengan posisi dimana
saudara-saudara Yusuf minta tolong pada Yusuf yang saat itu belum mereka
ketahui bahwa itu Yusuf. Ini merupakan kesempatan untuk membalas kejahatan yang
sudah dikerjakan oleh saudara-saudara Yusuf. Pembalasan yang sempurna ketika
orang yang jahat terhadap kita dalam keadaan helpless dan kita dalam posisi di
atas dimana hidup mereka bergantung pada kita. Dimana kita menjadi penentu atau
solusi bagi orang yang merugikan kita. Tapi Yusuf tidak memanfaatkan posisi
tersebut, ia mengatakan kalimat terindah dan teologis yang begitu dalam: "Memang kamu telah
mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya
untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini,
yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar (Kej. 50:20)."
Demikian juga Ayub, orang
yang saleh dan begitu takut Tuhan. Namun ia, dengan alasan tidak begitu jelas
mengalami penderitaan yang harusnya tidak ia alami. Kehilangan harta dan
ternaknya, anaknya dan isterinya. Dan temannya hanya tersisa beberapa orang
saja. Sampai pada suatu titik nol dimana akhirnya dia mempertanyakan keputusan
Tuhan atas hidupnya. Tuhan tidak menjawab Ayub dengan memulihkan keadaanya
segera. Tapi Tuhan justru bertanya balik, yang intinya mau menyatakan apakah
Ayub berhak bertanya dan meragukan keputusanNya. Respon Ayub menunjukkan
kerendahan hatinya: “Aku tahu,
bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang
gagal” (Ayub 42:2).
Iman Kristen adalah iman yang percaya pada
pemeliharaan Tuhan dalam keadaan apa pun. Ketika yang kita alami kelancaran,
maka kita percaya bahwa itu adalah topangan Tuhan. Dan kita harus tetap terus
bersandar pada Tuhan. Ketika kita masuk dalam keadaan yang tidak nyaman, itu
pun tidak lepas dari pemeliharaan Tuhan yang mungkin sangat sulit terlihat.
Karena pemeliharaan Tuhan nyata atas setiap ciptaan, terlebih lagi atas umat
pilihanNya.