Jumat, 03 Juni 2011

J. S. Bach (2)

Musik Bach (simplified version)
Dalam musik, Johann Sebastian Bach bersumbangsih besar mengembangkan chorale, cantata dan passion. Tentu semua itu tidak lepas dari tradisi ibadah gereja Lutheran (dekat dengan tradisi Latin Mass) mungkin exemplified dan extended oleh Bach dalam musiknya. Misalnya cantata gereja yang dia buat mengikuti ibadah gereja lutheran: pembacaan alkitab, liturgical provisions, congregational hymnody, dan ecclesiastical monody of the particular day, season or celebration.

(1) Bach menegaskan bahwa musik adalah pemberiaan dari Allah. Ia menyataan pandangannya dalam komentar terhadap 1 Tawarikh 29:21: "Splendid proof that, besides other arrangements of the service of worship, music too was instituted by the Spirit of God through David." Selain itu, dia juga memberikan komentar terhadap 2 Tawarikh 5:11-15, "Where there is devotional music, God with his grace is always present."

(2) Di bagian lain Bach juga mengatakan bahwa "Tujuan dari musik adalah memuliakan Tuhan dan menyegarkan setiap pendengar musik" (the aim and final reason of all music should nothing be else but the Glory of God and the refreshment of the spirit). Hal ini bisa dilihat dari komentarnya terhadap 1 Tawarikh 26: This chapter is the true fondation for all church music that is pleasing to God etc. Setiap musik yang dibuat manusia haruslah memuliakan Tuhan dan juga bisa menyegarkan orang yang mendengar. Karena itu, hampir setiap karya musiknya, khususnya musik gereja, Bach selalu mengawali dengan tulisan "Jesu Juva" (Jesus Help) dan diakhir dengan "S. D. G' (Soli Deo Gloria). Ia tetap menyadari kelemahan dan keterbatasannya sehingga meminta tolong agar Yesus memimpin dia dalam menuliskan suatu karya. Selain itu, ia juga memaparkan imannya bahwa ia percaya dan berserah kepada Yesus Kristus. Di bagian akhir dia menyatakan kemuliaan kepada Allah, bukan dirinya.

(3) Sebagaimana, Luther, Bach melihat musik sebagai suatu ekspresi imannya. Karena itu kadang Bach disebut juga sebagai "The Fifth Evangelist" khususnya sumbangsih dia dalam karya-karya passion. Bahkan ada yang menyebutnya sebagai "musico-centric": the very substance of music both reflects and embodies the ultimate reality of God and the universe. Jadi musik memang bisa mempunyai peran sebagai proklamasi baik atas Allah atau pun mengenai ciptaan.



Liturgi untuk Jumat agung biasanya:
1. Hymn
2. Passion, part I
3. Sermon
4. Passion, part II
5. Motet: Ecce quomodo moritur (Gallus)
6. Verse and Collect
7. Benediction
8. Hymn

Liturgi MIsa dalam susunan Bach:
1. Kyrie Eleison I - choral fugue, single theme
2. Christe Eleison - soprano duet, homophonic. variety of themes with canonic imitation, etc
3. Kyrie Eleison II - choral fugue, single theme

A Biblical Hymn
4. Gloria in excelsis Deo - chorus
5. Et in terra pax - chorus

B Liturgical hymn
6. Laudamus te - soprano aria
7. Gratias agimus - chorus
8. Domine Deus - soprano dan tenor duet
9. Qui tollis peccata mundi - chorus
10. Qui sedes ad dextram - alto aria
11. Quoniam tu solus - bass aria
12. Cum Sancto Spiritu - chorus

Daftar Pustaka:
http://www.oldandsold.com/articles02/jsbach2.shtml
http://www.solideogloria.co.uk/about_us/sdg.cfm
Wikipedia.org
The New Grove Dictionary of Music and Musicians, ed. Stanley Sadie. Vol. 2. Macmillan Publishers Limited: New York, 2002.
The Quotable Musician from Bach to Tupac, Sheila E. Anderson,
The Cambridge Companion to Bach, ed. John Butt

J. S. Bach (1)

Kehidupan Bach

Salah satu musisi yang dipengaruhi oleh pandangan musik dari Martin Luther adalah Johann Sebastian Bach. Hal ini karena, dari kecil Bach sudah menjadi bagian dari gereja Protestan (Lutheran). Johann Sebastian Bach lahir di Eisenach pada 21 Maret 1685 dan meninggal di Leipzig pada 28 Juli 1750. Waktu kecil, Bach dididik di salah satu sekolah yang mengajarkan ilmu pengetahuan umum (humanistic) dan agama kristen protestan (theological) dengan ketat. Dan sejak kecil, ayahnya sudah mengajarkan musik kepada Bach dan saudaranya. Namun, dia baru belajar organ sungguh-sungguh dibawah bimbingan kakak tertuanya, Christoph. Kemudian Bach semakin memperkembangkan kemampuannya dalam musik organ. Ketika itu dia berusia 10 tahun. Hampir setiap malam, dia secara diam-diam dan sembunyi-sembunyi menyalin semua karya musik yang dikoleksi oleh Christoph. Dia belajar membuat musik dengan menyalin musik dari komposer sebelumnya. Tapi Christoph melarangnya melakukan itu. Mungkin karena itu adalah koleksi pribadi dari Christoph. Ketika berumur 14 tahun, Bach mendapat beasiswa untuk menlanjutkan sekolah Michael di Luneburg. Di sana dia belajar banyak hal, Misalny: Musik, Bahasa (Latin, Perancis, Italia), Puisi Jerman, Sejarah, Geografi, Fisika, Agama, Logika, dan Aritmatika. Bach ikut dalam paduan suara anak-anak di sana. Tapi tidak lama, karena pertambahan usia suaranya berubah. Sehingga dia tidak ikut menyanyi tapi menjadi pemain musik untuk paduan suara. Di Luneburg, Bach belajar musik organ di bawah Georg Bohm. Kemudian Bohm menyarankan agar Bach belajar lagi kepada Johann Adam Reincken, seorang organist di Hamburg.

Sesudah lulus dari Sekolah Michael, Bach terlibat dalam kegiatan musik di banyak tempat, khususnya gereja. Dia menjadi organist di Weimar, Arnstadt dan Mühlhausen. Bach pun menjadi sangat dikenal banyak orang terlebih lagi akan kemampuan musiknya yang luar biasa. Dia mulai sering menulis karya musik dibandingkan sebelumnya baik untuk musik suara atau pun instrumen (mis. piano atau organ). Pada tahun 1705-1706, dia belajar di bawah bimbingan Buxtehude, seorang musisi terkenal di Lubeck. Kemampuan musik Bach semakin berkembang. Dia menawarkan diri menjadi penerus Buxtehude tapi syaratnya adalah menikahi anak dari Buxtehude. Karena dia menolak menikahi anak Buxtehude, pelajaran musiknya berhenti dan tidak menjadi penerus dari Buxtehude. Kemudian dia ke Mühlhausen dan bekerja di sana. Di sana juga, dia menikah dengan Maria Barbara (tujuh anak dari Maria, empat yang bertahan: W. F. Bach dan C. P. E. Bach). Setelah itu dia kembali bekerja di Weimar (1708-17), dimana dia banyak menulis karya musik untuk musik instrumen (keyboard - "The well-tempered keyboard" dan orkestra). Dia bekerja sebagai master konser kepada seorang bangsawan, Johann Ernst. Dia juga belajar lebih lagi mengenai musik Italia dari komposer Vivaldi, Corelli, dan Torelli. Di sini dia membuat karya organ untuk Lutheran Chorale. Dia menyatakan sangat menyukai choral dan akan terus mengajarkannya.

Kemudian dia pindah ke Cothen (1717-23). Di kota ini dia bekerja di bawah Pangeran Leopold. Pangeran ini adalah seorang yang mencintai musik dan juga ahli dalam musik. Dia juga seorang yang dibesarkan di dalam keluarga kristen yang baik. Namun, dia tidak setuju musik yang terlalu meriah dimainkan di dalam gereja. Karena itulah, di kota ini Bach banyak menuliskan karya-karya untuk dimainkan di luar gereja (secular music - cantata, Brandenburg concertos dll).

Bach terpilih menjadi Kantor di Sekolah Thomas, Leipzig. Karena inilah, Bach tinggal Leipzig bersama keluarganya sampai akhir hidupnya. Bach mengajar musik dan juga pelajaran selain musik di Sekolah Thomas. Kantor adalah salah satu posisi yang terhormat bagi seorang musisi di Jerman. Ia bertanggungjawab atas musik gereja di Leipzig. Dia harus mengajar musik di Sekolah Thomas, juga membuat musik bagi gereja Thomas dan gereja Nicholas, dan dia juga harus mengajar bahasa Latin dan pengakuan iman gereja Lutheran (small catechism dari Luther). Di Leipzig, dia banyak menuliskan karya musik gereja, misalnya chorale cantata. Pada tahun 1749 kesehatan Bach semakin menurun. Dia menjadi buta. Karena sakit, Bach meninggal pada 20 Juli 1750, ia berumur 65 tahun.

Senin, 18 April 2011

Lutheran Hymnal: Chorale (2)

Chorale
Luther dan pengikutnya mengembangkan musik dalam bahasa vernacular (spiritual song = geistliche Lieder), Psalmen, christliche Lieder, dan geistliche Gesange atau Kirchengesange, kemudian dikenal dengan 'choral'. Choral dikenal sebagai suatu musik plainchant Latin yang kemudian diubah ke dalam bahasa vernacular. Roma Katolik mengembangkan monophonic (chorus choralis) yang kemudian juga digunakan oleh Protestan tapi dimodifikasi dengan polifonik musik (chorus musicus/figuralis) dan Latin chant (gregorianischer Choral). Dalam pengertian Jerman modern, Choral itu adalah suatu the tune (simple setting only) dari teks hymn dan nadanya. Sedangkan dalam inggris, bisa dipahami secara teks dan nada maupun nadanya saja (hymntune).

Sejak Reformasi, Choral menjadi bagian yang penting dalam suatu ibadah. Menurut Luther, ibadah itu adalah tempat dilakukannya suatu sakramaen kudus, dan proklamasi dari firman Tuhan (kotbah dan menyanyi). Menyanyi adalah suatu ekspresi iman, pujian dan sukacita dalam Tuhan. Dalam periode 1523-4, Luther menulis 24 choral. Pada tahun 1526, dia menyelesaikan German Mass (Introit, gradual, Kyrie, Gloria, Credo, Sanctus, Agnus Dei/German hymns - Deutsche Messe) yang ditampilkan diantara pembacaan the epistle dan the Gospel. Namun, pada abad ke-16 sangat jarang menemukan choral protestan yang asli dalam teks dan musiknya. Choral Luther dibagi dalam kategori secara literary dan teological: de tempore, biblikal dan katekismus, meditation, penitence, praise, comfort, faith dan supplication, dan on death atau for the times of day. Seringkali choral dari luther itu pendek dan monosyllabic, short strophes dan kalimat pendek, menggunakan alliteration, imperative verb dan lain-lain. Luther secara umum sudah memasukan melodi dalam karya-karya choralnya. Dia menggunakan contrafactum yang sederhana. Tekniknya dipengaruhi oleh melodi monofonik dari Gregorian chant dengan menghindari melisma, dan melodi dibuat dengan mempertimbangkan aksen alami dari suatu teks. Musik yang dia buat tidak hanya benar tapi juga mempunyai karakter tersendiri. Banyak karya musiknya adalah dalam bentuk liturgi (liturgical form) jadi dibuat sedemikian rupa sesuai dengan susunan ibadah.

Contoh:
Deutsche Messe (1526)
German hymn or psalm
Kyrie (threefold)
(Allein Gott in der Hoh sei Ehr)
Collect
Epistle

Graduallied: Nun bitten wir or another hymn
Gospel
German hymn: Wir glauben all
Sermon

Paraphrase of the Lord's
Prayer
verba testamenti

Communion
German hymns during
Communion, including the German Sanctus (Jesajah dem Propheten das gesachah) and German Agnus Dei (Christe, du Lamm Gottes)

Collect

Benediction (Numbers vi)


Daftar Pusataka
The New Grove Dictionary of Music and Musicians, ed. Stanley Sadie. Vol. 5. Macmillan Publishers Limited: New York, 2002.
The New Grove Dictionary of Music and Musicians, ed. Stanley Sadie. Vol. 15. Macmillan Publishers Limited: New York, 2002.

Lutheran Hymnal: Chorale (1)

Martin Luther adalah salah satu tokoh reformator. Pada 31 Oktober 1517, Ia memasang 95 tesis kritik terhadap gereja katolik roma di Gereja Wittenberg. Tindakannya ini menimbulkan pro dan kontra. Dia diasingkan oleh gereja roma katolik untuk beberapa waktu. Selain itu, dia juga harus menghadiri beberapa pertemuan yang menyangkut protes yang dilakukannya seperti Diet of Worms. Selama diasingkan dia menterjemahkan Alkitab Perjanjian Baru ke dalam bahasa Jerman. Kemudian sesudah dia kembali ke Wittenberg pada tahun 1522, Dia mulai membangun gereja yang berdasarkan pada ajaran alkitab bukan tradisi. Beberapa perubahan diantaranyaadalah bentuk ibadah berubah, dibuatnya hymnbooks, dan doktrin reformed diajarkan yang dia tuliskan dalam Katekismusnya (1529). Sejak itu muncullah gereja Lutheran, yang ajarannya kemudian diringkaskan dalam Augsburg Confession yang ditulis oleh Melanchthon (Dia juga ikut berbagian dalam pendidikan musik dalam sekolah) dengan persetujuan Luther dan diberikan kepada Charles V pada 25 Juni 1530.

Luther mempunyai pandangan yang sangat postif terhadap musik. Hans Sachs menggambarkan karya-karya Luther dalam musik sebagai "the Wittenberg Nightingale" pada tahun 1523, dimana Luther mulai membuat melodi hymn. Dari kecil Luther sudah memiliki kemampuan musik. Dia mengikuti paduan suara anak laki-laki. Dia dididik dalam sistem pendidikan Quadrivium (aritmatika, geometri, astronomi, musik). Selain itu, dia juga mempunyai wawasan yang lebih luas akan musik ketika berkunjung ke Roma. Di sana dia kemungkinan mengenal karya-karya Josquin des Prez dan Ludwig Senfl. Dia seorang bersuara tenor dan juga mampu bermain flute dan lute. Dia juga mempunyai hubungan yang dekat dengan Georg Planck, Wolf Heinz, Georg Rhau (menerbitkan buku musik untuk sekolah dan gereja), Sixt Dietrich, Conrad Rupsch dan Johann Walter (membuat musik polifonik). Dalam satu suratnya, ia mengatakan bahwa 'I place music next to theology, and give it highest praise'. Dia mengatakan bahwa musik dari Josquin des Prez itu 'as free as the song of the finch, epitomizing the freedom of the gospel in contrast to the constraint of the law'. Gaya musik Josquin lebih mementingkan text demikian juga Luther yang menekankan pada theology of the word, clarity dan comprehensibility dari teks liturgika. Luther memuji musik Josquin baik secara estetika maupun teologia.

Sejak 1523-4, Luther dan teman-temannya yang lain menulis, merevisi, dan membuat hymn bagi orang banyak untuk dinyanyikan dalam suatu new evangelical worship yang mempunyai banyak perbedaan dengan tradisi ibadah katolik roma. Ada yang berpandangan bahwa Luther memang memiliki kemampuan untuk menulis teks atau puisi hymn tapi tidak membuat melodinya. Ada juga yang berpandangan bahwa Luther mempunyai kemampuan musik yang sangat baik sehingga bisa menulis teks lagu dan melodinya. Praetorius dalam Syntagma musicum menyatakan bahwa ketika luther berumur 40 tahun, Luther sangat ingin memperkenalkan German Mass ke Wittenberg. Dia mengajak Konrad dan Praetorius untuk mendiskusikan mengenai modes yang digunakan dalam Chant. Akhirnya, Luther memutuskan untuk menggunakan eight modes (8th) untuk the epistle, dan sixth mode (6th) untuk the Gospel. Dan menyatakan bahwa Kristus itu Tuhan dan firmanNya indah, maka kita menggunakan sixth modes untuk the Gospel, dan Paulus itu seorang yang serius maka kita menggunakan eight modes untuk the epistle. Luther berpandangan bahwa semua musik harus dibuat dengan suatu keharmonisan antara melodi dan teksnya. Kombinasi teologi luther akan musik, pemahamannya akan hymn dan chant, pengajaran dan penggunaan akan musik (vocal dan instrumen) dalam liturgi menjadi dasar dari tradisi musik gereja Lutheran kemudian.