Amsal 17:17 Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan
menjadi seorang saudara dalam kesukaran.
Amsal 18:24 Ada teman yang mendatangkan
kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang
saudara.
Amsal 27:5-6 Lebih baik teguran yang nyata-nyata
dari pada kasih yang tersembunyi. Seorang kawan memukul dengan maksud baik,
tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah.
Ada beberapa relasi yang
digunakan alkitab dalam menjelaskan relasi Tuhan dengan manusia. Relasi ini
bisa diurutkan berdasarkan kelimpahannya aspeknya:
1. Percintaan
2. Persahabatan
3. Keluarga. Bapa dengan
anak (lihat perumpamaan anak yang hilang)
4. Gembala dan domba
5. Tuan dan hamba
Dalam kesempatan ini kita
merenungkan relasi yang mungkin “agak jarang” dikotbahkan dalam ibadah minggu
yaitu persahabatan. Relasi ini merupakan gambaran yang agung mengenai relasi
Tuhan Allah dengan manusia. Sebelum menjelaskan lebih jauh, kita perlu ingat
ini: dunia
berdosa tidak mengenal arti persahabatan sejati.
Pernyataan ini mungkin
sulit diterima oleh sebagian orang. Pada umumnya, setiap kita memiliki sahabat.
Persahabatan bukan hanya dijalankan oleh orang Kristen saja. Setiap orang
(termasuk non Kristen) mempunyai persahabatan. Selain itu, kita juga bisa
menjalankan persahabatan dengan non Kristen. Saya sendiri memiliki sahabat non
Kristen. Waktu SD, saya punya sahabat beragama islam. Kami belajar bersama,
main game bersama, ke sekolah bersama dan ke perpustakaan daerah bersama.
Sampai sekarang saya masih mengingat banyak peristiwa yang kami alami bersama.
Waktu SMP, saya punya teman tapi tidak sampai dekat menjadi sahabat. Dan semua
teman saya itu beragama islam. Demikian juga waktu SMA, saya punya 2 teman yang
sampai sekarang masih bisa saling kontak walaupun tidak terlalu sering.
Benar, persahabatan bisa
terjadi kepada semua orang secara umum. Namun, entah kita sadar atau tidak,
terima atau tidak, dunia berdosa tidak kenal arti persahabatan sejati.
Persahabatan umum itu seperti yang kita jalani biasanya didasarkan pada
beberapa hal:
1. Saling
menguntungkan/membalas. Contoh: parpol, hadiah ultah dll.
2. Berbeda untuk
melengkapi. Contoh: beda karakter, kepandaian dll.
3. Objek lain yang
menyatukan. Contoh: kekayaan (amsal 19:4), hobi, suku-bahasa, lingkungan dll.
Dunia berdosa, tidak
mengerti arti persahabatan sejati, tapi saling memanfaatkan dan menimbulkan permusuhan.
Ini bukanlah persahabatan yang seharusnya. Kita belum mengalami secara limpah
arti persahabatan sejati dalam dunia berdosa.
Mungkini ini terdengar
ekstrim. Saya tidak bermaksud untuk membuat ekstrim persahabatan tapi mengajak
kita semua memahami arti persahabatan yang lebih dalam (radikal) sebagaimana
diajarkan oleh alkitab.
Teladan
Kristus tentang Persahabatan
Pembahasan
mengenai persahabatan tentu sangat luas sekali. Namun pada saat ini paling
tidak kita dapat merenungkan beberapa hal dari pengajaran dan teladan Kristus.
Satu hari sebelum Ia disalibkan, Ia menyampaikan dan melakukan banyak yang
begitu penting sebagai “pesan akhir” pelayanannya, diantaranya adalah,
Yoh. 15:12-15
Inilah perintah-Ku, yaitu
supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada
kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk
sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat
apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba,
sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut
kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu
yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.
Satu hari sebelum Ia disalibkan Ia mengajarkan
tentang persahabatan antara Dia dengan kita. Apa yang dinyatakan di sini? Penebusan
Kristus memulihkan relasi manusia. Persahabatan sejati adalah persahabatan di
dalam Kristus. Inilah arti persahabatan sejati.
Ada beberapa hal yang dapat kita pelajari
mengenai persahabatan dari ayat ini:
1. Saling mengasihi. Dasar
persahabatan adalah kasih bukan saling sekedar menguntungkan (relasi ekonomis).
Dan kita hanya mungkin mengasihi sesama karena Kristus yang terlebih dahulu
mengasihi kita. Ia yang menjadi teladan kasih kita.
2. Saling berkorban. Kasih
berarti bukan saling menuntut orang lain tapi menuntut diri untuk orang lain.
Kasih berarti berkorban. Persahabatan sejati adalah persahabatan yang rela
berkorban bagi sahabatnya. Seperti yang Kristus kerjakan, pengorbananNya bukan
karena kewajibanNya sebagai Juruselamat tapi kerelaanNya mau berkorban bagi
sahabatNya yaitu kita manusia berdosa.
3. Bersama hidup sesuai firman Tuhan. sahabat
sejati selalu membawa kita pada pergumulan menjalankan firman Tuhan bersama.
Kita saling membangun dan menguatkan dalam menjalankan firmanNya. Ketika kita
jatuh dalam dosa atau gagal menjalankan firmanNya, sahabat sejati mesti menegur
dan menguatkan kita supaya kita back on
track.
4. Sharing kebenaran. Dan
persahabatan sejati selalu mempunyai kerinduan untuk berbagi kebenaran.
Persahabatan sejati tidak mungkin dibangun di atas dasar kebohongan.
Persahabatan sejati juga bukan untuk saling membicarakan hal lain selain
kebenaran (mis. gosip). Persahabatan
sejati saling membagi kebenaran.
Keempat
hal di atas tidak mungkin terjadi di luar Kristus. Dunia hanya mungkin
menawarkan salah satu atau beberapa saja tidak secara penuh tentang persahabatan
sejati. Penawaran tersebut hanyalah superficial
atau artificial. Manusia berdosa tidak mengerti arti kasih sejati, tidak
ingin saling berkorban, tidak mau menghidupi firman Tuhan dan tidak mau
membagikan kebenaran.
Kristus
menjadi teladan kita. Alkitab mencatat bahwa Kristus selama hidupnya menjadi
sahabat bagi manusia berdosa. Dalam Matius 11:19 dikatakan: Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata:
Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat
pemungut cukai dan orang berdosa. Heran sekali, Tuhan Yesus justru
sangat dihindari ahli taurat, farisi dan sekelompok yang menyatakan mengerti
firman Tuhan. Tuhan Yesus justru didekati oleh anak-anak, ibu-ibu, orang
miskin, dan bahkan orang berdosa (pelacur, pemungut cukai, dll). Dalam tradisi
ibrani, perjamuan berarti suatu relasi yang begitu dekat sekali. Bisa dikatakan
bahwa perjamuan merupakan simbol persahabatan. Kristus makan bersama orang
berdosa artinya Ia bersahabat dengan orang berdosa.
Ia datang ke dunia, hidup
dan mati disalib bukan hanya supaya setiap orang memperoleh hidup yang kekal
tapi juga hidup yang berkelimpahan. Dan hidup berkelimpahan salah
satunya berarti mempunyai relasi yang indah dengan Tuhan dan sesama. Ia menebus
kita yang berdosa sekaligus menebus relasi kita dengan sesama. Sebagaimana
Kristus menjadi sahabat bagi kita yang berdosa, kiranya kita juga menjadi
sahabat bagi orang lain atas dasar kasih, rela berkorban, bergumul bersama
dalam firman Tuhan dan saling membagikan kebenaran.