Yesaya 48:9-11
Oleh karena nama-Ku Aku menahan amarah-Ku dan oleh karena kemasyhuran-Ku Aku mengasihani engkau, sehingga Aku tidak melenyapkan engkau. Sesungguhnya, Aku telah memurnikan engkau, namun bukan seperti perak, tetapi Aku telah menguji engkau dalam dapur kesengsaraan. Aku akan melakukannya oleh karena Aku, ya oleh karena Aku sendiri, sebab masakan nama-Ku akan dinajiskan? Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain!"
Yehezkiel 36:22-23
Oleh karena itu katakanlah kepada kaum Israel: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Bukan karena kamu Aku bertindak, hai kaum Israel, tetapi karena nama-Ku yang kudus yang kamu najiskan di tengah bangsa-bangsa di mana kamu datang. Aku akan menguduskan nama-Ku yang besar yang sudah dinajiskan di tengah bangsa-bangsa, dan yang kamu najiskan di tengah-tengah mereka. Dan bangsa-bangsa akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, demikianlah firman Tuhan ALLAH, manakala Aku menunjukkan kekudusan-Ku kepadamu di hadapan bangsa-bangsa.
Yesaya adalah salah satu nabi yang dipakai Tuhan untuk menyampaikan pesan-pesanNya di dalam perjanjian lama. Di dalam kitab ini secara garis besar, Yesaya menyampaikan 3 pesan yaitu peringatan (1-39), pemulihan (40-55) dan pembaharuan (56-66).
(1) Peringatan dan penghukuman. Yesaya menyampaikan peringatan kepada umatNya atas dosa-dosa yang mereka lakukan akan mendapatkan suatu hukuman dari Allah yang begitu dahsyat. Masa-masa ini adalah dimana Allah menyatakan penghukumanNya atas dosa Israel. Ada banyak cara Allah menyatakan hukumanNya: turun tangan secara langsung dan juga secara tidak langsung. Secara langsung misalnya peristiwa turunnya api dari langit atas sodom dan gomora. Secara tidak langsung yaitu dengan memakai bangsa-bangsa lain untuk menyerang, mengalahkan dan menindas Israel. Misalnya Babilonia. Kita bisa melihat dalam 2 Raja-raja 24:18-25:21 bagaimana kehancuran yang diberikan oleh Tuhan melalui bangsa Babilonia kepada Israel. Cerita tentang penghukuman pasti adalah salah satu cerita yang paling tidak kita sukai. Bahkan ada banyak kita sekalian "anti-hukum" sama sekali. Kita tidak mau mendengar tentang penghukuman. Kenapa? karena hukuman itu menyakitkan, menyedihkan dan sesuatu yang sangat tidak menyenangkan. Tidak heran, ada banyak orang tua mungkin tidak menyatakan penghukuman kepada anak-anaknya yang sebenarnya melakukan hal yang salah karena "tidak mau menyakiti hati anaknya". Terlebih lagi, mungkin kita yang sudah satu minggu menjalani hari-hari kita dalam keluarga, pekerjaan dan dimana pun kita berada dengan begitu berat, penuh beban pikiran, hati yang letih dan tenaga yang terkuras, ketika sampai di gereja ternyata yang kita dengar adalah berita tentang penghukuman, maka kita langsung menjadi antipati. Dalam hal ini, saya tidak mengatakan yang sebaliknya bahwa harus ada terus penghukuman. Tapi faktanya dari cerita alkitab tentang apa yang dilakukan Allah di masa lalu terhadap umat-Nya (sekali lagi: umatNya) adalah penghukuman karena dosa mereka. Inilah juga yang menjadi bagian dari cerita hidup kita ketika kita menjadi seorang kristen. Untuk apa Allah menyatakan penghukumanNya? Demi namaNya.
Justru alkitab menyatakan bahwa ketika Allah mengasihi, maka pasti juga diikuti oleh peringatan dan penghukuman kepada yang dikasihiNya kalau yang dikasihiNya tidak lagi dalam kebenaran. Dalam Ibrani 12:5-6 dikatakan: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." Dan ini pasti tujuanNya untuk kebaikan kita. Tapi bukan hanya "untuk kebaikan kita" saja. Supaya kita terus berada di jalan yang benar. Atau supaya kita semakin dimurnikan. Tapi lebih lagi dan bahkan terutama, Allah memberikan peringatan dan penghukuman kepada yang dikasihiNya "untuk kemuliaanNya".
(2) Pemulihan. Pesan alkitab tidak berhenti pada peringatan dan penghukuman saja tapi ada pemulihan. Dimana umat yang dikasihi Allah sesudah menerima peringatan dan hukuman akan mengalami pemulihan dari Allah pula. Perjanjian Lama tidak melulu bercerita tentang penghukuman Allah. Namun jelas sekali digambarkan akan kasih Allah. Gerard Bray dalam buku sistematik teologinya terbarunya yang terbit tahun 2012 ini mempunyai suatu pendekatan yang unik. Di dalam outlinenya dipaparkan: Creation-God is Love, Fall-The Rejection of God's Love, Redemption-Penyataan Kasih Allah secara penuh, Consummation-. Ada penghukuman, ada pemulihan. Yes. 48:9-11 merupakan salah satu bagian yang menyatakan pemulihan dari Allah. Orang kristen yang sejati ketika jatuh dalam dosa, pasti akan kembali memasuki proses pemulihan dimana ada suatu dorongan untuk menjadi lebih baik lagi. Bukan terus-menerus dalam keadaan tertuduh akan dosa-dosanya. Atau terus-menerus jatuh dalam dosa. Demikian Tuhan memberikan pemulihan kepada orang yang dikasihiNya. Dan sekali lagi ini Allah lakukan "untuk kemuliaanNya" saja.
Dalam pesan penginjilan garis besarnya menyampaikan mengenai dosa manusia dan adanya keselamatan di dalam Kristus. "Ditawarkan" keuntungan yang didapat ketika di dalam Kristus yaitu keselamatan kita yang berdosa. Tidak salah ketika menyatakan bahwa Allah menyelamatkan kita yang berdosa di dalam Kristus. Namun menjadi salah ketika kita melihat bahwa Allah sepertinya sungguh-sungguh membutuhkan kita dan karya keselamatan merupakan untuk kebaikan kita. Memang di satu sisi ada benarnya. Tapi yang terutama karya keselamatan dikerjakan oleh Allah adalah "untuk kemuliaanNya" saja. Allah menyelamatkan kita bukan untuk kita saja tapi terutama adalah untuk kemuliaanNya. Dia memulihkan kita dari segala masalah, tantangan, pergumulan dan kesulitan hidup kita adalah untuk kemuliaanNya.
Demikian Jonathan Edwards menulis satu artikel berjudul: "End for Which God created the World" (Tujuan Allah Menciptakan Dunia). Dimana Edwards menyatakan, berdasarkan penggalian akan firman Tuhan, bahwa Allah melakukan segala sesuatu adalah demi kemuliaanNya sendiri. Baik peringatan, hukuman, hal-hal yang tidak menyenangkan bahkan pemulihan, kelancaran dan semua yang menyenangkan kita alami terjadi untuk kemuliaan Allah. Allah melakukan semuanya itu, untuk nama-Nya. Dan justru karena Allah melakukan semuanya adalah "Demi Nama-Nya" maka pasti Allah melakukan yang terbaik.
Demikian cerita hidup kristen, tiada lain adalah cerita tentang Allah. Ketika menjadi seorang kristen, ketika itu juga kita harus siap bahwa cerita hidup kita bukan lagi tentang diri kita, keluarga kita, kelompok kita, dunia kita, tapi tentang Allah dan harus hidup untuk Allah saja. Ketika kita digerakan untuk menjadi hamba Tuhan, pelayan Tuhan, kita harus terus ingat bahwa segala yang kita lakukan adalah "Demi Nama-Nya" bukan untuk diri kita bahkan gereja kita saja. Di sini 4 kali ditekankan bahwa Allah mengatakan: "Oleh karena Nama-Ku, Oleh karena Nama-Ku, Ya oleh karena nama-Ku, Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain!"