Selasa, 01 Agustus 2023

Menikah atau Tidak?


Menikah, siapa yang tidak mau? Banyak orang ingin menikah, tapi tidak semua menikah. Zaman sekarang ini banyak juga yang tidak ingin menikah. Dari yang tidak ingin menikah, ada juga tetap tidak menikah namun ada juga kemudian menikah. Menikah memang gak mudah, tapi apakah memang ada yang mudah dalam hidup di bawah matahari? Hampir semuanya sulit. Pada dasarnya sulit untuk menyimpulkan bahwa menikah lebih sulit dibandingkan selibat atau sebaliknya. Karena keduanya memiliki kesulitan masing-masing. Kesulitan ini lumrah karena dunia telah berdosa yang konsekuensinya mencakup setiap aspek kehidupan. Dosa membuat hal-hal baik yang dapat dilakukan oleh manusia seolah menjadi “kutuk” dalam ketidakpastian hidup. Menikah menjadi seperti perjudian. Kalau dapat pasangan yang baik, belum tentu menjadi keluarga yang bahagia. Kalau dapat pasangan yang tidak baik, bisa saja menikmati kebahagiaan sebagai keluarga. Tentu kebahagiaan yang relatif dalam persepsi dan penilaian masing-masing orang. Pasangan suami-istri yang berpikir bahwa mereka pasangan yang ideal, belum tentu ideal menurut orang lain demikian sebaliknya. Dalam dosa, pernikahan seringkali malah menjadi kutuk dan penuh kesedihan. Oleh karena itu, dalam zaman sekarang angka “orang tidak ingin menikah” semakin tinggi, dengan berbagai alasan. 

Apakah itu sepenuhnya realita tentang pernikahan? Suatu lembaga yang berisiko tinggi, penuh kepahitan dan kegagalan? Tidak. Dosa memang memberikan sisi realita yang demikian. Namun kisah kehidupan tidak hanya itu. Karena kemurahan hati Tuhan, maka Ia menyatakan anugerah-Nya kepada ciptaan-Nya. Inilah anugerah umum. Anugerah yang diberikan sebelum kita mengharapkan dan memintanya. Anugerah yang memberi harapan dan kesukaan bagi manusia berdosa bahwa hidup itu layak untuk dijalani dan dinikmati. Anugerah yang hadir seperti hembusan angin sejuk di tengah panas terik kehidupan. Anugerah yang tidak dapat disangkali oleh setiap orang meskipun mulutnya bungkam untuk bersyukur kepada Allah Sang Pemberi Hidup. Dalam anugerah umum, bahkan orang yang tidak percaya kepada Tuhan dapat menikah dan membangun keluarga yang bahagia secara fenomena. Dalam anugerah umum, orang yang berdosa dimampukan menikmati kemurahan Allah secara sadar atau pun tidak. Sebagaimana dikatakan dalam Mat. 5:45, Dia adalah Tuhan “yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.”

Tapi apakah anugerah umum cukup membuat manusia dalam dosa menjalani hidup dalam segala kelimpahannya? Tidak. Anugerah umum adalah berkat Tuhan secara umum kepada ciptaan. Namun kelimpahan hidup hanya dapat dialami dalam Tuhan Yesus Kristus. Dia mengatakan, “Aku datang, supaya mereka mempunyai  hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yoh. 10:10). Siapa mereka? Setiap orang yang percaya kepada-Nya. Mereka adalah domba-domba Kristus. Dia adalah Gembala yang baik yang bukan hanya memberikan makanan yang baik bagi domba-domba-Nya, tapi bahkan rela memberikan Diri-Nya untuk menebus domba-domba-Nya. Supaya mereka yang percaya dalam nama-Nya memperoleh hidup dalam segala kelimpahan. Apakah hidup dalam segala kelimpahan itu? Hidup dalam shalom Kristus. Hidup dalam damai sejahtera Kristus. Hidup yang kedamaiannya tidak tergantung pada materi atau pun hal-hal sementara lainnya, tapi tergantung pada Sang Kekal, Tuhan Yesus Kristus. Dia yang menopang seluruh alam semesta, tidak sanggupkah Ia menopang hidup kita? Firman-Nya, “Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu” (Luk. 12:32).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar