Kamis, 07 Juli 2016

Persahabatan

Amsal 17:17 Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.
Amsal 18:24  Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara.
Amsal 27:5-6  Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi. Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah.

Ada beberapa relasi yang digunakan alkitab dalam menjelaskan relasi Tuhan dengan manusia. Relasi ini bisa diurutkan berdasarkan kelimpahannya aspeknya:
1. Percintaan
2. Persahabatan
3. Keluarga. Bapa dengan anak (lihat perumpamaan anak yang hilang)
4. Gembala dan domba
5. Tuan dan hamba

Dalam kesempatan ini kita merenungkan relasi yang mungkin “agak jarang” dikotbahkan dalam ibadah minggu yaitu persahabatan. Relasi ini merupakan gambaran yang agung mengenai relasi Tuhan Allah dengan manusia. Sebelum menjelaskan lebih jauh, kita perlu ingat ini: dunia berdosa tidak mengenal arti persahabatan sejati.

Pernyataan ini mungkin sulit diterima oleh sebagian orang. Pada umumnya, setiap kita memiliki sahabat. Persahabatan bukan hanya dijalankan oleh orang Kristen saja. Setiap orang (termasuk non Kristen) mempunyai persahabatan. Selain itu, kita juga bisa menjalankan persahabatan dengan non Kristen. Saya sendiri memiliki sahabat non Kristen. Waktu SD, saya punya sahabat beragama islam. Kami belajar bersama, main game bersama, ke sekolah bersama dan ke perpustakaan daerah bersama. Sampai sekarang saya masih mengingat banyak peristiwa yang kami alami bersama. Waktu SMP, saya punya teman tapi tidak sampai dekat menjadi sahabat. Dan semua teman saya itu beragama islam. Demikian juga waktu SMA, saya punya 2 teman yang sampai sekarang masih bisa saling kontak walaupun tidak terlalu sering.

Benar, persahabatan bisa terjadi kepada semua orang secara umum. Namun, entah kita sadar atau tidak, terima atau tidak, dunia berdosa tidak kenal arti persahabatan sejati. Persahabatan umum itu seperti yang kita jalani biasanya didasarkan pada beberapa hal:
1. Saling menguntungkan/membalas. Contoh: parpol, hadiah ultah dll.
2. Berbeda untuk melengkapi. Contoh: beda karakter, kepandaian dll.
3. Objek lain yang menyatukan. Contoh: kekayaan (amsal 19:4), hobi, suku-bahasa, lingkungan dll.

Dunia berdosa, tidak mengerti arti persahabatan sejati, tapi saling memanfaatkan dan menimbulkan permusuhan. Ini bukanlah persahabatan yang seharusnya. Kita belum mengalami secara limpah arti persahabatan sejati dalam dunia berdosa.

Mungkini ini terdengar ekstrim. Saya tidak bermaksud untuk membuat ekstrim persahabatan tapi mengajak kita semua memahami arti persahabatan yang lebih dalam (radikal) sebagaimana diajarkan oleh alkitab.

Teladan Kristus tentang Persahabatan
Pembahasan mengenai persahabatan tentu sangat luas sekali. Namun pada saat ini paling tidak kita dapat merenungkan beberapa hal dari pengajaran dan teladan Kristus. Satu hari sebelum Ia disalibkan, Ia menyampaikan dan melakukan banyak yang begitu penting sebagai “pesan akhir” pelayanannya, diantaranya adalah,

Yoh. 15:12-15  
Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.

Satu hari sebelum Ia disalibkan Ia mengajarkan tentang persahabatan antara Dia dengan kita. Apa yang dinyatakan di sini? Penebusan Kristus memulihkan relasi manusia. Persahabatan sejati adalah persahabatan di dalam Kristus. Inilah arti persahabatan sejati.

Ada beberapa hal yang dapat kita pelajari mengenai persahabatan dari ayat ini:
1. Saling mengasihi. Dasar persahabatan adalah kasih bukan saling sekedar menguntungkan (relasi ekonomis). Dan kita hanya mungkin mengasihi sesama karena Kristus yang terlebih dahulu mengasihi kita. Ia yang menjadi teladan kasih kita. 
2. Saling berkorban. Kasih berarti bukan saling menuntut orang lain tapi menuntut diri untuk orang lain. Kasih berarti berkorban. Persahabatan sejati adalah persahabatan yang rela berkorban bagi sahabatnya. Seperti yang Kristus kerjakan, pengorbananNya bukan karena kewajibanNya sebagai Juruselamat tapi kerelaanNya mau berkorban bagi sahabatNya yaitu kita manusia berdosa.
3. Bersama hidup sesuai firman Tuhan. sahabat sejati selalu membawa kita pada pergumulan menjalankan firman Tuhan bersama. Kita saling membangun dan menguatkan dalam menjalankan firmanNya. Ketika kita jatuh dalam dosa atau gagal menjalankan firmanNya, sahabat sejati mesti menegur dan menguatkan kita supaya kita back on track.
4. Sharing kebenaran. Dan persahabatan sejati selalu mempunyai kerinduan untuk berbagi kebenaran. Persahabatan sejati tidak mungkin dibangun di atas dasar kebohongan. Persahabatan sejati juga bukan untuk saling membicarakan hal lain selain kebenaran (mis. gosip). Persahabatan sejati saling membagi kebenaran.

Keempat hal di atas tidak mungkin terjadi di luar Kristus. Dunia hanya mungkin menawarkan salah satu atau beberapa saja tidak secara penuh tentang persahabatan sejati. Penawaran tersebut hanyalah superficial atau artificial. Manusia berdosa tidak mengerti arti kasih sejati, tidak ingin saling berkorban, tidak mau menghidupi firman Tuhan dan tidak mau membagikan kebenaran.

Kristus menjadi teladan kita. Alkitab mencatat bahwa Kristus selama hidupnya menjadi sahabat bagi manusia berdosa. Dalam Matius 11:19 dikatakan: Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Heran sekali, Tuhan Yesus justru sangat dihindari ahli taurat, farisi dan sekelompok yang menyatakan mengerti firman Tuhan. Tuhan Yesus justru didekati oleh anak-anak, ibu-ibu, orang miskin, dan bahkan orang berdosa (pelacur, pemungut cukai, dll). Dalam tradisi ibrani, perjamuan berarti suatu relasi yang begitu dekat sekali. Bisa dikatakan bahwa perjamuan merupakan simbol persahabatan. Kristus makan bersama orang berdosa artinya Ia bersahabat dengan orang berdosa.

Ia datang ke dunia, hidup dan mati disalib bukan hanya supaya setiap orang memperoleh hidup yang kekal tapi juga hidup yang berkelimpahan. Dan hidup berkelimpahan salah satunya berarti mempunyai relasi yang indah dengan Tuhan dan sesama. Ia menebus kita yang berdosa sekaligus menebus relasi kita dengan sesama. Sebagaimana Kristus menjadi sahabat bagi kita yang berdosa, kiranya kita juga menjadi sahabat bagi orang lain atas dasar kasih, rela berkorban, bergumul bersama dalam firman Tuhan dan saling membagikan kebenaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar