Ketika Obama memberikan
pidato pada pelantikannya, ia menyebutkan satu kata penting: change.
Semua rakyat Amerika Serikat bersorak ketika mendengar seruan itu. Terlebih
lagi ketika melihat dunia sekarang yang semakin hari semakin mengecewakan.
Tentunya ketika mendengar seruan change dari Obama, semua orang yang
hadir saat itu memikirkan dan mengharapkan hal yang sama yaitu perubahan
menjadi lebih baik. Hal ini sama persis apa yang pernah dituliskan oleh Michael
Jackson dalam salah satu liriknya: heal the world make it a better place.
Karena itu saya percaya harapan untuk berubah bukan hanya harapan rakyat
Amerika saja tapi harapan semua manusia. Kita semua mengharapkan agar hidup
yang mengecewakan, penuh penderitaan, dan kesusahan ini berubah menjadi lebih
baik. Tapi dalam realitanya kita seringkali melupakan satu kunci penting dalam
perubahan: pengorbanan. Satu
kata yang mungkin cukup sering kita dengar tapi sering kita lupakan dan tak
pedulikan. Coba kita buka kembali buku sejarah yang mungkin sudah usang dan
berdebu di gudang kita, maka kita akan menemukan bahwa perubahan sejarah
terjadi ketika ada pengorbanan. Banyak orang ingin perubahan tapi tidak mau
pengorbanan. Terlebih lagi ketika akhir-akhir ini dunia hiburan kita dikagetkan
oleh munculnya artis-artis instan. Orang-orang yang iseng meng-upload video ke
internet kemudian secara singkat menjadi terkenal. Sejak itu hidup mereka pun
berubah. Yang dulu biasa-biasa saja menjadi luar biasa. Masyarakat banyak yang
mendengar cerita ini pun terdorong mengikuti jejak yang serupa. Tujuannya yaitu
mencapai perubahan singkat dan tanpa pengorbanan tapi memperoleh keuntungan
yang besar.
Maukah perubahan? Mau.
Sudahkah berkoban? Ada yang sudah, ada yang belum. Kalau belum, beranilah
berkorban. Kalau sudah berkorban tapi ternyata tidak melihat perubahan, mungkin
karena kita belum lebih berani untuk berkorban lebih besar. Karena sejarah
mengajarkan bahwa semakin besar pengorbanan, semakin besar perubahan, vice
versa.
Pada 5 Desember 2013, Nelson
Mandela, seorang tokoh yang begitu dihormati dunia meninggal dunia. Banyak
orang berduka karena kehilangan satu lagi pahlawan dan teladan bagi manusia. Ia
dipandang membawa perubahan yang besar bagi Negaranya (Afrika) dan bahkan dunia
dalam hal memperlakukan sesama (tentang apartheid, racism, kesamaan hak,
freedom, justice dll). Namun perubahan yang dikerjakannya bukan tanpa
pengorbanan. Ia harus rela menjalani masa hukuman 27 tahun atas hal yang
sebenarnya bukan suatu tindak kejahatan/kriminalitas. Lalu menjadi presiden
Afrika Selatan yang pertama terpilih secara demokratis pada tahun 1994-1999.
Mandela mengatakan: “I was not a messiah,
but an ordinary man who had become a leader because of extraordinary
circumstances.”
Namun lebih dari itu, ada perubahan
terbesar yang sekaligus pengorbanan terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah
manusia adalah: Allah menjadi Manusia, supaya manusia berdosa menjadi anak-anak Allah.
Yohanes, murid Tuhan Yesus, dengan jelas memaparkan kedua hal ini: Yohanes 1:14, Yohanes 3:16 dan 1 Yohanes
3:1. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, Ia rela memberikan
AnakNya yang Tunggal yaitu Kristus untuk menebus manusia yang berdosa. Supaya
manusia berdosa yang percaya kepadaNya tidak binasa tapi diangkat menjadi
anak-anak Allah.
- Allah menjadi manusia
(Yoh. 1:14; 3:16) – Tidak terbatas menjadi Terbatas
Perubahan
dan pengorbanan terbesar yaitu Sang Pencipta menjadi sama dengan ciptaan.
Sungguh aneh jikalau kita menganggap hal ini begitu biasa. Aneh, kalau kita
ketika mendengar ini tidak menjadi kagum dan memuji Dia. Karena Pencipta pasti
berbeda dengan ciptaan, tapi di satu titik dalam sejarah, Pencipta itu menjadi
sama dengan ciptaan. Mungkin kita sempat berpikir bahwa pasti akan ada
pengecualian-pengecualian yang Dia terima karena Dia adalah Pencipta. Ternyata
tidak ada pengecualian (no exception).
Salah satu berita terbesar dalam tahun 2013 adalah kelahiran putra mahkota dari
Pangeran William dan Kate Middleton. Pernikahan mereka dinantikan dan disorot
banyak media, begitu pula kelahiran anak mereka. Dunia menyambut dengan penuh
sukacita kelahiran sang putra mahkota Inggris. Kurang lebih 2000 tahun lalu,
Yusuf hampir menghentikan hubungannya dengan Maria karena dipandang sebagai
aib. Kurang lebih 2000 tahun lalu, Raja di atas segala Raja lahir namun tidak
ada sambutan dan tidak ada perayaan oleh dunia. Yang ada penolakan (mau
dibunuh). Dunia tidak siap menerima Sang Pencipta hadir di tengah-tengah
ciptaanNya. Dunia tidak tahu dan tidak menyadari, bahwa moment itulah dimana
Allah merealisasikan perubahan yang begitu besar akan dunia yang berdosa.
Ia
lahir, tumbuh dan menjadi dewasa sebagaimana manusia pada umumnya, no
exception. Ini merupakan perubahan dan pengorbanan yang begitu besar
dari Sang Pencipta.
- Manusia diangkat
menjadi anak-anak Allah (1 Yoh. 3:1) – Yang dalam kesementaraan menjadi kekal
Kenapa
Ia mau melakukan semua itu? Ia mempunyai misi yang begitu besar yaitu perubahan
status manusia berdosa menjadi anak-anakNya. Sebagaimana ditegaskan
kembali oleh Athanasius: “Allah menjadi
manusia supaya manusia berdosa menjadi serupa dengan Allah”. Kesadaran dan kebutuhan akan hal ini diberikan oleh Roh Kudus.
Sayang sekali ketika kita melihat segala sesuatu berubah tapi kita belum
diubahkan menjadi anak-anak Allah (bandingkan
Yeremia 8:20). Kita diangkat menjadi anak-anak Allah yang serupa dengan
gambaran AnakNya yang Tunggal (Roma
8:29) yaitu Kristus itu dalam kondisi present dan eternity. Jadi bukan
sesuatu yang hari ini anak-anak Allah, kemudian esok hari atau dalam kekekalan
tidak pasti anak-anak Allah. Status kita yang di dalam Kristus itu jelas dari
sekarang sampai kekekalan adalah anak-anak Allah. Ini merupakan identitas
kita yang bersifat kekal yang membedakan dengan dunia berdosa.
Apa
specialnya perubahan identitas sebagai anak-anak Allah? Dalam perumpamaan
tentang “anak yang hilang” dijelaskan relasi bapa dan anak demikian: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala
kepunyaanku adalah kepunyaanmu (Lukas
15:31). Dalam “Deeper Life”, Andrew Murray menjelaskan hal ini: 1. Unbroken fellowship with Him, 2. He has
given us all things that are in Him.
Ketika kita mengharapkan suatu perubahan, maka perlu
dipertanyakan: “Perubahan seperti apa yang kita mau?” Jawaban ini akan
mengimplikasikan adanya pengorbanan untuk perubahan tersebut. Perubahan kecil
memerlukan pengorbanan kecil, perubahan besar memerlukan pengorbanan besar. Alkitab
memaparkan kepada kita perubahan dan pengorbanan terbesar dalam sejarah manusia. “Allah menjadi manusia supaya manusia berdosa menjadi serupa dengan Allah".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar