Kamis, 03 Desember 2020

Kota Kecil Betlehem (Di Malam Sunyi Betlehem)

(O Little Town of Bethlehem)

Teks: Philips Brooks (1835-1893)

Musik: Lewis R. Redner (1831-1908)

Dalam tahun 1865, Philips Brooks, seorang hamba Tuhan dari gereja Episkopal, mengikuti perjalanan ke Israel untuk mengenang jejak-jejak kehadiran Kristus di dunia. Pada kesempatan itu, ia mengikuti ibadah Natal di salah satu gereja di Betlehem. Konon, gereja itu dibangun tepat di atas tempat kelahiran Yesus. Kebaktian tersebut berlangsung dari pk. 10.00 malam sampai pk. 03.00 pagi. Pengalaman tersebut begitu berkesan dan tak terlupakan. Dalam suatu surat, Ia mengisahkan pengalamannya pada Malam Natal di Betlehem:

“Sesudah makan siang, kami menunggang kuda dari Yerusalem ke Betlehem. Perjalanan itu meamkan waktu kira-kira dua jam. Sebelum malam tiba, kami kembali melewati padang rumput. Kata orang di tempat itulah para gembala itu berada pada zaman dahulu. Ada sebidang tanah yang dipagari; di dalamnya ada sebuah gua. Ketika kami lewat, ada gembala-gembala yang sedang menjaga kawanan domba, ada juga yang sedang mengiring ternaknya ke dalam kandang.”

Tiga tahun kemudian, ketika ia menjadi gembala di salah satu gereja di Philadelphia, Ia tergerak membuat suatu nyanyian natal untuk dinyanyikan oleh anak-anak sekolah minggu berkeliling. Ia pun kembali mengenang kota Betlehem di mana Sang Juruselamat lahir yang kemudian ia tuangkan dalam puisi “Kota Kecil Betlehem” (Little Town of Bethlehem) – terj. lain “Di Malam Sunyi Betlehem.” Ia memberikan puisi ini kepada organis bernama Lewis R. Redner dan memintanya untuk menggubah melodi untuk puisinya. Tepat satu hari sebelum anak-anak sekolah minggu mulai berkeliling untuk menyanyikan nyanyian natal, ia terinspirasi menggubah melodi untuk puisi ini seperti yang kita kenal saat ini. Pada hari Minggu pagi, himne ini pertama kalinya terdengar dinyanyikan oleh paduan suara anak-anak. Himne ini pun terus dicetak dan menjadi popular di kota Philadelphia. Sebelum Pdt. Brooks meninggal pada tahun 1893, himne Natal karangannya menjadi dikenal luas di luar Philadelphia. Dan sebelum Bapak Redner meninggal pada tahun 1908, himen ini sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.

Himne ini secara utama terinspirasi dari Nubuatan dalam Perjanjian Lama dan Penggenapan dalam Perjanjian Baru mengenai kedatangan Kristus di kota Betlehem. Nubuatannya terdapat dalam Mikha 5:2, “Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.” Nubuat yang disampaikan oleh Nabi Mikha digenapi ratusan tahun kemudian seperti dicatat dalam Matius 2:1-12 (Lukas 2:1-7). Dalam Matius 2:1 dinyatakan: “Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem … .”

Melalui puisinya, Brooks menggambarkan secara dramatis dan ekspresif akan kedatangan Sang Juruselamat. Penggambaran ini diawali dengan kota Betlehem yang merupakan salah satu kota bersejarah di Israel. Suatu fakta sejarah yang tidak dapat disangkali oleh siapa pun. Kemudian digambarkan Kristus yang mulia, maha kuasa dan tidak terbatas hadir sebagai bayi yang terbatas, dan bahkan nampak tak berdaya. Secara manusiawi akan nampak sebagaimana bayi manusia pada umumnya. Namun, Sang Bayi Kudus dari Betlehem adalah Sang Harapan bagi manusia berdosa. Brooks mengajak kita berdoa agar mengalami keselamatan dari Sang Bayi Kudus di mana dosa kita dihapuskan dan kita tinggal di dalam Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita.


Sumber Bacaan:

Osbeck, Kenneth W. 2002. Amazing Grace: 366 Inspiring Hymn Stories for Daily Devotions. Grand Rapids: Kregel Publications.

Kisah Nyata di Balik Lagu Pilihan. Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 2007.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar