Senin, 29 Maret 2010

Pembuktian kebenaran Kristus 2

II. Kita masuk ke dalam masalah selanjutnya yaitu masalah celah waktu.

Injil ditulis berpuluh-puluh tahun sesudah kematian Yesus. Markus menulis injil kira2 40 tahun sesudah kematian Yesus. Matius dan Lukas menulis injil kira2 10 tahun kemudian (50 tahun sesudah kematian Yesus). Dan Yohanes menulis injil kira2 60 tahun sesudah kematian Yesus. Maka ada beberapa pertanyaan yang timbul yaitu,

a. Apa para penulis tidak lupa ?
b. Apa tidak terjadi perubahan ? Bisa saja Yesus yang ditulis berbeda dengan Yesus yang ada dalam sejarah.
c. Apa tidak dibumbui / dilebih2kan ?
d. Apakah tidak tercampur dengan ajaran gereja ?
e. Apakah ada minat tertentu dari penulis injil ?

Jawaban untuk pertanyaan (a) – (d) adalah tidak, kenapa :

Muncul teori, mengapa jarak waktu penulisan injil berbeda jauh dengan kematian Yesus yaitu karena mereka tidak berminat untuk menulis injil. Kenapa ? karena para rasul (khususnya) berpikir bahwa kedatangan Yesus (yang kedua) sudah sangat dekat sehingga mereka merasa tidak perlu untuk menulis injil. Data2 yang berisikan tentang Yesus diserahkan kepada orang2 yang bisa dipercaya dan selalu dicek kebenarannya ke data yang awal. Tradisi ini begitu ketat dipelihara.

Jawaban untuk pertanyaan (e) adalah mungkin saja memang sesuai dengan minat masing2 penulis tapi isi injil tersebut tidak ditambah-tambahkan. Misalnya, matius menulis untuk orang Yahudi sehingga tulisannya lebih berfokus supaya orang Yahudi dapat menerima injil. Kalau memang mereka ingin Yesus diterima, kenapa ada hal2 yang menunjukkan ketidakmampuan / kelemahan Yesus. Misalnya dalam Penyaliban, Yesus berteriak kepada Allah. Maka pastilah mereka menulis karena memang kenyataannya seperti itu. Namun justru karena kejujuran mereka inilah yang menyebabkan Yesus menjadi dikenal dan orang2 yang mendengar kabar tentang Yesus menjadi smakin percaya. Lee Strobel memakai peristiwa Holocaust dalam menjelaskan hal ini. Apabila seseorang ingin menulis tentang peristiwa Holocaust maka ia akan menulis berdasarkan fakta sejarah bahwa ada banyak orang meninggal dalam kamar gas. Karena tulisannya sesuai dengan sejarah maka tentunya orang2 akan semakin tertarik dan percaya.

Yang menjadi pertanyaan sekarang, apakah Yesus yang ada dalam injil sama dengan yang ada dalam sejarah ?

Muncul yang namanya “Jesus Seminary” yaitu sekelompok orang yang menyelidiki tentang kebenaran Yesus dalam alkitab dan sejarah. Hasil penelitian mereka dapat disingkat sebagai berikut : 2 % injil adalah sejarah, 20 % adalah diragukan kebenarannya dan 78 % adalah tidak berdasarkan fakta sejarah. Mereka mengambil contoh dalam “Doa Bapa Kami”, menurut mereka perkataan Yesus (yang adalah seorang tukang kayu) yang benar adalah Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya (Matius 6:11).

Adapun tradisi (seperti yang dikatakan sebelumnya) yang memelihara tentang kebenaran peristiwa Yesus yaitu tradisi oral. Orang2 yang dipercayakan untuk memelihara tradisi ini adalah orang khusus, artinya yang memang memiliki kemampuan untuku memeliharanya dengan baik. Maka pasti tidak terjadi kekeliruan. Contoh2 dalam alkitab yaitu 1 Korintus 15 dan khotbah2 yang terdapat di kitab Kisah Para Rasul (misalnya khotbah Petrus). Dalam 1 Korintus 15: 1-11 bahwa Paulus menyampaikan injil kepada jemaat yang ada di Korintus dan terus mengingatkan serta menegaskan kepada mereka mengenai injil yang ia (dan para rasul) terima dan kemudian ia (dan para rasul) ajarkan. Demikian pula dengan khotbah Petrus yang didengar oleh orang banyak.

Ada teori mengenai sumber2 yang dipakai oleh para saksi mata (Matius, Markus, Lukas dan Yohanes). Sumber2 yang digunakan Markus adalah dari Petrus sendiri, tradisi oral dan sumber Q (catatan2 yang lain). Matius dan Lukas memperoleh data dari Markus, tradisi oral dan sumber Q. Pernyataan bahwa Matius dan Lukas memperoleh data dari Matius adalah karena hampir semua yang ditulis oleh Markus terdapat di injil Matius dan Lukas. Mengenai sumber Q, Lukas sendiri mengkonfirmasikan hal ini dalam Lukas 1:1-4.

Jarak waktu yang begitu singkat dalam pnulisan injil sesudah kematian Yesus, ini membuktikan bahwa Yesus bukanlah legenda. Pada abad ke-2 ada banyak injil tentang Yesus, jadi tidak mungkin kabar mengenai Yesus diubah karena jaraknya yang sangat singkat dan masih ada saksi mata yang hidup pada waktu injil ditulis. Kita dapat membandingkan ini dengan tulisan yang menceritakan tentang Alexander Agung yang ditulis 400 tahun sesudah kematiannya. Sungguh memiliki jarak yang begitu jauh tapi kenapa bisa diterima oleh dunia sedangkan injil mengenai Kristus tidak diterima. Hanya ada 1 alasan mengapa injil mengenai Kristus Yesus tidak diterima yaitu mereka memang pada dasarnya tidak mau percaya.

Kesimpulan : Injil adalah benar dan dapat dipercaya. Adanya celah waktu tidak merubah kebenaran injil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar