Rabu, 09 Juni 2010

Passion: Sejarah dan maknanya (2)

Fokus dari passion adalah peristiwa pengorbanan Kristus di atas kayu salib. Pesan ini harus sampai kepada pendengar. Sang komposer berusaha keras semaksimal mungkin menggunakan elemen-elemen dalam music untuk membawa kita bermeditasi mengenai peristiwa penting itu. Oleh karena itu dalam setiap passion, sang komposernya sangat memperhatikan penggunaan teks, simbol-simbol/penggambaran dramatis dan ajaran teologis. Demikian pula dalam penyusunan dalam suara manusia, suara instrumen, melodi, pola ritme, struktur harmoni dan pemilihan nada dasar (termasuk chord).

Makna teologis dari puisi dan dialog musical sengaja dinyatakan dan dipadukan oleh Picander dan Bach. Tujuannya yaitu membawa pendengar secara bertahap menjadi terlibat dalam passion ini. Artinya mereka dapat mengalami penderitaan Yesus saat mendengar karyanya ini. Ada beberapa hal yang dilakukan bach dalam komposisinya ini, diantaranya menciptakan suatu tension dan dialog. Contohnya dapat kita lihat pada lagu pertama. Puisi lagu pertama ini ditulis oleh Picander. Christoph wolff menyatakan bahwa lagu pertama dapat dianggap sebagai gagasan utama dari passion ini. Pesannya yaitu Kristus adalah domba yang dikorbankan untuk penebusan dosa kita.

Berikut beberapa cuplikan teks dari lagu pertama:
“Kommt, ihr töchter, helft mir klagen” (Come, you daughters, help me lament)
“O Lamm Gottes, unschulding” (O innocent Lamb of God)
“Seht ihn! Wie Als wie ein Lamm” (see Him! How? Just as a lamb)

Dalam lagu pertama jelas terlihat ada tension (ketegangan) yang digambarkan. Teks “Kommt, ihr tochter, helft mir klagen” (Come, you daughters, help me lament) dalam E minor. Bagian ini dinyanyikan oleh paduan suara secara keseluruhan. Namun ada juga bagian yang dinyanyikan oleh beberapa orang dengan nada tinggi yaitu “O Lamm Gottes, unschuldig” (O, innocent Lamb of God) dalam G major. Bagian minor menyatakan Christ’s suffering dan bagian major menyatakan Christ’s innocence. Kedua pesan ini dikontraskan tapi tetap dalam satu lagu (atau satu musical setting) yang sama.

Selain itu, Bach berusaha untuk mengajak pendengarnya masuk dalam suatu dialog. Sehingga mereka dapat terlibat langsung dan merefleksikan peristiwa pengorbanan Kristus ini dalam kehidupan mereka. Hal ini dapat dilihat pada bagian “Seht ihn! Wie Als wie ein Lamm” (see Him! How? Just as a lamb). Semua orang diajak untuk menyadari keberdosaan mereka. Dan menyadari bahwa mereka hanya bisa ditebus melalui pengorbanan Yesus Kristus di atas kayu salib.

Uraian singkat ini kiranya menyadarkan kita bahwa passion adalah karya musik Kristen yang berakar kuat dalam sejarah kekristenan. Karya musik ini mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Semua komposer berusaha memberikan yang terbaik agar pesan passion ini sampai kepada si pendengar. Mereka tidak mau musiknya hanya dinikmati sebagai suatu karya musik secara artistik saja. Tapi mereka mau agar melalui passion, si pendengar dibawa ke dalam suatu perenungan yang dalam akan kematian Tuhan Yesus Kristus. Si pendengar diajak untuk menyadari bahwa dia adalah orang berdosa yang sudah ditebus dengan mahal oleh Yesus Kritus melalui pengorbanan diriNya sendiri di atas kayu salib.

Daftar Pustaka
Christoph, Wolff, Johann Sebastian Bach: The Learned Musician, New York: W. W. Norton & Company, 2000.
Stanley Sadie, ed, The New Grove Dictionary of Music and Musicians, 2nd edition, Vol. 2 & 19.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar